Pelaku Kekerasan Anak SD Pakunden Bertambah

0

KEDIRI: kadenews.com: Polresta Kediri Unit PPA Sat Reskrim Polresta Kediri terus menyelidiki kasus pengeroyokan terhadap T (12) siswa kelas V SDN Pakunden 1, Kota Kediri. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, jumlah terduga pelaku bertambah.

Apabila sebelumnya polisi menyebut, ada tiga orang terduga pelaku, kini jumlah bertambah menjadi lima orang. Kesemuanya adalah teman satu kelas korban di SDN Pakunden 1, Kota Kediri.

“Pelaku ada lima orang. Dan tidak menutup kemungkinan bengkak lagi. Ada tujuh orang berdasarkan pengakuan dalam pemeriksaan awal kami,” kata Kasat Reskrim Polresta Kediri, AKP Ridwan Sahara kemarin.

Pemeriksaan dilakukan petugas terhadap para pelaku usai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pemeriksaan tidak dilakukan di Markas Polresta Kediri ataupun di sekolah, melainkan di salah satu rumah warga.

Polisi memintai keterangan para terduga pelaku dan juga orang tua mereka. Dalam proses ini, terduga pelaku didampingi Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Satgas PPA dan guru. Menurut informasi yang berhasil dihimpun, pemeriksaan berlangsung cukup lama sejak siang hingga sore hari.

Ridwan Sahara membeberkan, pengeroyokan terhadap korban terjadi saat jam istirahat di lapangan sekolah, Kamis (18/1/2018) . Akibat kesalahan melakukan gol bunuh diri dalam permainan sepakbola, korban dihakimi oleh para pelaku. Ada yang menendang ada yang memukuli.

Diakui mantan Kapolsek Semen dan Kapolsek Ngadiluwih ini, selama ini korban mendapatkan perlakuan diskriminatif dari teman-temannya. Dia sering di-bully. Tetapi saat peristiwa pengeroyokan berlangsung, bukan karena menolak dipakai.

“Memang pernah ada diantara terduga pelaku yang minta uang kepada korban untuk beli jajan senilai Rp 1.000.Tetapi pelaku tidak selalu minta kepada korban,” jelas AKP Ridwan Sahara.

Hal senada dikatakan Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Kediri, Cevy Ning Suyudi. Berdasarkan dialog dengan orang tua korban sewaktu di RS Bhayangkara, Kota Kediri, T memang pernah dimintai uang oleh salah seorang pelaku. Tetapi kejadian itu, sudah berlangsung lama, sejak mereka masih sama- sama duduk di bangku kelas IV.

“Permintaan uang itu tidak disertai dengan kekerasan ataupun ancaman. Sehingga bukan dalam kategori pemalakan. Dan itu sudah lama,” jelas Cevy.

Diberitakan sebelumnya, T (12) seorang siswa kelas V SDN Pakunden 1 Kota Kediri dikeroyok teman-temannya di sekolah, pada Kamis (18/1/2018) lalu. Akibat penganiayaan itu, korban merasakan sakit di kepala dan di alat vitalnya.

Korban sempat menjalani perawatan di Ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri. Tetapi karena kondisinya belum sembuh, akhirnya dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya (nal)