Ini Penyebab Bapak, Ibu, Anak Tewas Tersambar KA di Pagesangan

0
TEWAS SEKETIKA: Warga mengevakuasi korban Gatot yang terjepit di ruang kemudi. (Foto: istimewa)
SURABAYA-Kecelakaan maut antara mobil Pajero Sport dan Kereta Api (KA) Sri Tanjung di perlintasan KA tanpa palang pintu di Jalan Pagesangan II, Jambangan, Surabaya, ternyata sirine pertanda ada kereta lewat sudah dua minggu tak berfungsi.
Hal ini diungkapkan oleh penjaga palang pintu sukarela  Dwi Maryadi (29). “Sudah dua minggu tidak bunyi, kami sudah melapor ke Dishub tapi belum diperbaiki,” ujar pria yang tinggal di Jalan Jalan Pagesangan II  itu saat di lokasi kejadian.
Biasanya, perlintasan tersebut dijaga oleh lima orang yang standby di pos jaga sukarela secara bergantian. “Selain saya ada Rahman dan keponakan saya dan tiga orang lainnya,” terangnya.
KORBAN: Indah Widyastuti 
Pendapatan mereka dari belas kasihan para pengendara kendaraan yang melintas. Ada pengendara yang dengan sukarela membuka kaca mobil memberikan uang recehan, namun ada pula yang tak memberi.
Seperti diketahui Pajero sport nopol W 1165 YV yang disopiri Gatot Sugeng Priyadi (54) warga Wisma Trosobo Gang VI/15,  RT 04 RW 03, Taman Sidoarjo hancur ditabrak KA Sri Tanjung jurusan Banyuwangi Jogjakarta.
Kecelakaan maut yang  terjadi Minggu (21/10) sekitar pukul 13.47 mengakibatkan sopir Gatot tewas
bersama istri Indah Widyastuti (45) dan putranya Gilang Reswara Ilham Wicaksana (11).
Kesaksian ini dipertegas oleh saksi mata   Olbi Santoso  (28). Menurutnya sirine peringatan ada kereta lewat tak berbunyi sebelum kejadian. “Klakson kereta baru berbunyi sudah dekat, penjaga palang tidak nutut menutup pintu,” ujar Olbi di lokasi kejadian.
Selain itu, menurut Olbi pengemudi Pajero yang  melaju dari arah Jalan Pagesangan II menuju arah Masjid Al Akbar, Surabaya kencang.
Sebenarnya Olbi dan penjaga palang pintu Achmad sudah memberi peringatan terhadap sopir Pajero itu. Olbi sudah berteriak agar pengemudi Pajero berhenti, namun tak mendengarnya karena mobilnya melaju kencang.
Sedangkan, penjaga palang yang tergopoh gopoh berusaha menutup palang pintu, namun terlambat menghadang laju  mobil tersebut. Karena mobil warna hitam itu sudah masuk ke perlintasan KA. Akibatnya tabrakan pun tak terelakan.
“Mobil sudah dibawa palang pintu, saya tidak bisa menutup palang pintu. Karena mobil melaju kencang sebelum melintasi rel,” papar Achmad.
Akibat benturan keras itu, Pajero terseret ke  arah selatan sekitar 20 meter. Korban Gatot terjepit di ruang kemudi dengan luka di kepala, istrinya Indah dan Gilang putranya terlempar keluar. Indah yang mengenakan celana  jeans dan baju kotak kotak merah kepala menghantam ke bangunan di samping rel KA.
 Humas PT KAI Daops 8 Gatut Sutiyatmoko menjelaskan di perlintasan KA tak resmi itu telah dipasang alat bantu pengamanan oleh Dishub dan dijaga oleh warga secara sukarela.
Terkait tak berfungsi sirine tersebut, Gatut mengatakan itu  untuk kewenangan dan tanggung jawab kewenangan Dishub. Khususnya tanggung jawab perawatan.
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Eva Guna Pandia mengatakan mengaman dua penjaga perlintasan untuk dimintai keterangan.
“Akibat kecelakaan tersebut, tiga orang tewas, suami istri dan seorang anak,” ucap Pandia. (ian)