Tepis Kesan Angker, LP Giatkan Kreativitas Warga Binaan

0
KREATIF:  Kalapas saat Menunjukkan Hasil Karya Warga Binaan. (Foto: Urip Limartono Aris/kadenews.com)

BANYUWANGI-kadenews.com: Tepis kesan hitam dan angker bagi Lembaga Pemasyarakatan (LP), Kepala LP (Kalapas) Banyuwangi, Ketut Akbar Herry Achzar berusaha meningkatkan kegiatan kreatif bagi warga binaan dan tahanan LP Banyuwangi yang berjumlah 876 orang tersebut. Dengan semakin eksisnya kelompok kreativitas warga binaan yang diberi nama Kuwung Jeruji Kreatif, diharapkan kesan hitam bagi LP akan semakin terkikis.

Berbagai kegiatan positif dilaksanakan dalam kelompok Wong Jeruji Kreatif tersebut, di antaranya pembinaan kemandirian dan kepribadian.

“Pembinaan kemandirian itu di antaranya kegiatan ketrampilan yang ada, seperti meuble, ukir, pembuatan topeng, kesenian, petanian dan perikanan. Untuk kepribadiannya, kegiatan keagamaan, baik Islam, Nasrani, Hindu, Budha, wawasan kebangsaan, pramuka, pendidikan dan sebagainya. Itu konsepnya sosialisasi dan arahan-arahan. Untuk sementara ini kami melaksanakan sendiri dengan petugas yang ada, tapi nanti ke depannya akan kerja sama dengan Untag,” ujar Kalapas Banyuwangi, Akbar.

Tidak hanya itu saja, Akbar juga tetap memikirkan tentang kesenangan serta hobby warga binaannya. Mereka yang menyukai seni musik, diberi wadah untuk bisa mengekspresikan hobbynya.

“Kegiatan untuk pembinaan refresing, kami bentuk beberapa grup musik. Sampai saat ini sudah ada sekitar 5 grup musik mulai dari tradisional sampai musik modern, di antaranya hadrah, band kapuk, jeruji akustik, angklung jeruji dan reage jeruji. Semuanya berjalan dan karya-karyanya sudah dimunculkan oleh warga binaan,” ucapnya bangga.

Diakui oleh Akbar, semua kegiatan yang dilaksanakan oleh warga binaan LP Banyuwangi, tidak bisa berjalan tanpa bantuan dari pihak Pemda maupun masyarakat. Berbagai hasil karya kreatif wargtga binaan, juga membutuhkan konsumen agar bisa terus berkelanjutan.

Saat ini topeng-topeng karya warga binaan sudah mulai banyak dipesan oleh pihak luar. “Topeng-topeng yang tadi itu pesanan dari Hotel Aston. Kemarin owner dan managemennya sudah melihat hasil topengnya, dan ternyata mereka berminat untuik memesan. Begitu juga kerajinan perahu layar, nanti akan kitra pasarkan di objek wisata Grand Watu Dodol,” akunya.

Hingga saat ini yang susah menjalin MoU dengan pihak luar adalah kerajinan dari bahan-bahan kayu. Pihak LP telah menjalin kerja sama dengan Pelangisari Oring Craft. Bahkan kerja sama ini sudah menghasilkan beberapa kali ekspor ke luar, di antaranya dalam bentuk tempat makan dari kayu yang diekspor ke Belanda dan Jepang.

“Khusus dengan Pelangisari Osing Craft, 20 warga binaan kami sudah mendapatkan upah dari kreativitasnya itu. Sementara warga binaan yang lain masih belum, karena pemasarannya masih belum banyak. Tapi kami tetap menyisihkan sedikit untuk uang rokok mereka dari hasil penjualan karya-karya seni mereka,” tandasnya. (rip/har)