Teringat Dosa, Jamaah Pengamal Sholawat Wahidiyah Menangis

0
Gus Ipul (kiri) bersama Kanjeng Romo KH Abdil Latif Majid RA (foto: Urip Limartono Aris/kadenews)

BANYUWANGI – kadenews.com: Puluhan ribu pengamal sholawat wahidiyah se Jawa Timur yang hadir di GOR Tawang Alun Banyuwangi, Sabtu (3/3/2018) malam, hampir bersamaan menangis ketika mendengarkan kuliah wahidiyah yang disampaikan oleh Subahan Khotib, SPd. Secara tidak sadar mereka seakan teringat pada segala dosa yang telah dilakukan sebelumnya.

Mulai dari jamaah perempuan, laki-laki, tua muda, tidak terkecuali menangis sesenggukan dan meneteskan air mata. Tanpa bisa ditahan, ketika Subahan mengingatkan tentang kedzaliman seseorang pada sesama, baik pada keluarga maupun pada tetangga, para jamaah bersamaan menangis dan meneteskan air mata.

Apalagi ketika Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Ponpes Kedunglo Kediri, Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid RA menyampaikan fatwa amanah, tangisan para jamaah semakin menjadi-jadi. Tua muda, laki perempuan, menangis sesenggukan hingga meneteskan air mata.

Salah seorang Jamaah Putri yang menangis (foto: Urip Limartono Aris/kadenews)

Sementara Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang hadir mewakili PBNU, di hadapan ribuan jamaah pengamal sholawat wahidiyah menyampaikan permintaan maaf dari Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj yang tidak bisa hadir.

“Beliau tidak bisa hadir karena bersamaan ada acara di luar Jawa. Dan sebetulnya beliau mewakilkan ke Ketua PWNU Jatim, namun juga tidak bisa hadir. Sehingga beliau menunjuk saya untuk mewakili di sini,” aku Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, pelaksanaan pengajian Mujahadah Nisfussanah ini pada dasarnya merupakan pendidikan karakter untuk bisa lebih mencintai Allah. Dan hal itu merupakan modal besar untuk ikut menjaga ketenangan di tengah masyarakat. “Hal ini yang bisa membuat kita terus memelihara kerukunan. Ini juga yang bisa ikut menjaga ketenangan di daerah, Jatim maupun tingkat nasional,” katanya.

Puluhan ribu jamaah yang hadir di GOR Tawang Alun tersebut, menurut Ketua Tim Peliputan Media, H Basori, mayoritas berasal dari Jawa Timur. Namun ada juga jamaah yang berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Barat.

“Dari hasil laporan, khusus yang dari Malang 45 bus, 22 mobil setingkat Elf dan beberapa mobil pribadi. Sebab jamaah Malang termasuk paling besar dibanding kabupaten lain se Jatim. Sedangkan di tingkat provinsi, jamaah yang paling besar adalah Jawa Timur,” tuturnya. (rip/har)