Puluhan Ribu Pengamal Sholawat Wahidiyah Penuhi GOR Tawang Alun

0
NETRAL: Dari kiri ke kanan, Ketua Panitia Isa Al Malik, DR Aminudin, MHum dan H Basori (Foto:  Urip Limartono Aris/kadenews.com)

BANYUWANGI –kadenews.com: Sedikitnya 21 ribu jamaah Wahidiyah se Jawa Timur memenuhi lapangan GOR Tawang Alun Banyuwangi, Sabtu (3/3) malam ini.

Mereka menghadiri acara Mujahadah Nisfussanah dan Doa Bersama Pengamal Sholawat Wahidiyah Provinsi Jawa Timur

.Demikian yang disampaikan Pengurus Pusat Pondok Pesantren Kedunglo Kediri, DR Aminudin, MHum selaku pusat Yayasan Perjuangan Wahidiyah saat jumpa pers di Rumah Makan Bajak Laut, Sabtu (03/03/2018) sore .

Yang cukup menarik, pelaksanaan pangajian ini rencana akan dihadiri juga oleh salah satu calon gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul). Namun DR Aminudin menyatakan, kehadiran Gus Ipul pada acara itu murni sebagai pengamal sholawat wahidiyah.

“Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pencalonannya. Dan pengajian ini bersifat netral tidak ada unsur politis di dalamnya,” tandasnya.

Ditambahkannya, keluarga Gus Ipul sendiri adalah pengamal sholawat Wahidiyah. Istri Gus Ipul merupakan putri salah seorang tokoh Wahidiyah, sehingga Gus Ipul pun masuk sebagai keluarga pengamal Wahidiyah.

“Masalah ada tuduhan pelaksanaan pengajian ini sebagai upaya memobilisir pengamal Wahidiyah atau mungkin dianggap kampanye terselubung, boleh-boleh saja. Tapi yang jelas kami akan bersikap netral dan tidak akan ada nuansa pilkada di dalamnya,” ungkapnya.

Selain sebagai pengamal sholawat Wahidiyah, kedatangannya Gus Ipul pada pengajian malam itu sebagai perwakilan dari PBNU.

“Kami hanya mengundang PBNU, dan ternyata PBNU menugaskan Gus Ipul. Jadi kedatangan Gus Ipul sebagai wakil PBNU,” katanya

Ditambahkannya, pelaksanaan pengajian Mujahadah Nisfussanah dilaksanakan secara rutin setiap 6 bulan sekali berpindah-pindah di kabupaten se Jawa Timur.

“Kebetulan tahun ini dilaksanakan di Banyuwangi, setelah sebelumnya di Sampang. Untuk penetapan tempat selalu kami musyawarahkan dengan para ketua tingkat kabupaten. Di antaranya yang menentukan adalah kesiapan dana kabupaten, jumlah pengamal Sholawat Wahidiyah dan sebagainya. Sebetulnya tahun 2016 lalu sudah dilaksanakan di Banyuwangi,” tutur DR Aminudin.

Aminudin menambahkan, sebenarnya pelaksanaan pengajian itu tidak dikhususkan bagi para pengamal sholawat Wahidiyah saja. Semua warga muslim bisa hadir dalam pengajian itu.

“Bahkan kami juga mempersilahkan warga nonmuslim untuk hadir. Sebab seringkali warga non muslim ikut hadir pada acara ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya sholawat wahidiyah itu,” ungkapnya. (rip/har)