Tahun Politik, Sektor Properti Diramal Tak Akan Terusik

0

SURABAYA – kadenews.com: Dalam dua tahun terakhir, kinerja properti secara umum belum mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Namun, developer properti tetap memandang tahun 2018 dengan optimistis, meski ada agenda pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak.

Konsultan properti, Joseph mengatakan, tahun 2018 tidak akan berbeda jauh dengan tahun 2017. Bahkan bisa mengalami progres kenaikan sebesar 5 persen di tahun mendatang.

“Saya rasa kenaikannya tidak beda jauh, penjualan jenis hunian akan bisa tetap stabil karena itu kebutuhan,” katanya, baru-baru ini.

Dalam catatan Joseph, tahun politik akan menghasilkan satu faktor politik yang bisa saja mempengaruhi faktor ekonomi. Artinya pemerintah bisa berperan penting dalam merubah regulasi seperti pajak hingga kebijakan perbankan.

“Ya nanti dilihat saja, ketika masuk masa pemilu dan ada pemimpin terpilih apakah nilai rupiah akan menguat atau sebaliknya,” kata Joseph.

Apabila nilai rupiah terhadap dolar menguat, Joseph bilang, properti akan menggeliat. Secara otomatis suku bunga rendah dan orang dalam hal ini end user akan banyak membeli hunian. “Karena mempengaruhi cicilan atau KPR,” tandasnya.

Sebaliknya, apabila nilai rupiah melemah, properti jenis hunian akan lesu kembali atau cenderung stagnan. Sebab, suku bunga bank akan naik dan secara otomatis harga hunian cicilan atau kreditnya juga naik.

“Tapi saya rasa hunian akan cenderung stabil di tahun mendatang. karena lemahnya bisnis properti bukan hanya faktor politik saja, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi,” ujarnya.

Sementara itu Senior Director PT Ciputra Development Tbk Sutoto Yakobus mengatakan, meski tahun 2018 merupakan tahun politik, peluang sektor properti untuk tumbuh masih terbuka. Kekhawatiran terhadap tahun politik tidak menjadi kendala bagi pengembang. ”Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, momen politik, termasuk pilkada, cenderung landai,” ujarnya.

Untuk menjaga pertumbuhan, pihaknya menyiapkan program yang sebenarnya dijalankan sejak beberapa tahun terakhir. Yakni, skema cicilan uang muka jangka panjang.

Program tersebut dinilai masih relevan dengan kondisi saat tahun politik. Yaitu, ketika konsumen dibayangi kekhawatiran untuk membelanjakan dananya.

”Nah, dengan cicilan uang muka jangka panjang, risiko konsumen menjadi kecil. Harapan kami, mereka tidak takut menginvestasikan uangnya di properti,” tutur Sutoto.

Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer PT Intiland Development Sinarto Dharmawan menuturkan, di tengah adanya agenda politik pada tahun 2018, pihaknya akan fokus memberikan nilai tambah pada tiap produk yang dipasarkan. Dengan begitu, produk bisa berdaya guna untuk konsumen maupun masyarakat. ”Filosofinya, kalau produk itu berdaya guna, tentu bisa bertahan,” ujar Sinarto.

Meski dibayangi penurunan penjualan pada hunian dan perkantoran pada 2017, tahun depan pihaknya berencana menyiapkan beberapa produk baru. Salah satu tujuannya adalah memperluas segmen pasar. Misalnya, di Graha Golf akan dikembangkan tahap ketiga setelah sebelumnya dipasarkan tahap pertama dan kedua. ”Kami akan kembangkan tahap tiga,” ucapnya.

Khusus segmen premium, dari sisi harga jual, Intiland sudah menyasar semua level. Selain Graha Golf, ada proyek apartemen The Rosebay. ”Kami juga akan kembangkan mixed use baru,” kata Sinarto. (dit)