BSPJI Gelar Temu Industri, 8 Perusahaan Raih Penghargaan

0
Delapan perusahaan meraih penghargaan dari BSPJI Surabaya. Kepala BSKJI Kemenperin Andi Rizaldi ST, MM, (tengah) didampingi Kepala BSPJI Surabaya Ransi Pasae ST, MM M.Ling. (Foto: Dea Rossa Amanda/Kadenews.com)

SURABAYA, KADENEWS.COM –Sebanyak 8 perusahaan meraih penghargaan dari Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Surabaya. Penyerahan penghargaan ini berlangsung di acara

Penyerahan penghargaan ini dilakukan oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Andi Rizaldi ST, MM, didampingi Kepala BSPJI Surabaya Ransi Pasae, ST MM, M.Ling

Rinciannya 6 perusahaan sebagai pelanggan loyal, antara lain, PT Krakatau Osaka Steel, UD Dua Putri, PT Selatan Jadi Jaya, PT Rajasa Putra Jaya Perkasa, PT Inkaria Sinar Sejahtera, dan PT Batara Elok Semesta Terpadu.

“Pelanggan loyal sangat berarti untuk kami dalam menunjukkan kredibilitas dan profesionalitas BSPJI Surabaya dalam meningkatkan kepuasan pelanggan,” ujar Ransi Pasae.

Suasana Temu Industri yang diadakan BSPJI Surabaya di Hotel Vasa, Kamis, 14 November 2024. (Foto: Dea Amanda Rossa Amelia/Kadenews.com)

Tak hanya pelanggan loyal, BSPJI Surabaya juga memberikan penghargaan kepada PT Sariguna Primatirta sebagai pengguna pertama layanan Sertifikasi Industri Hijau. Penghargaan sebagai pengguna pertama layanan Verifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) diberikan kepada PT Sinar Karya Duta Abadi.

Sarana Diskusi

Acara Temu Industri ini mengusung konsep Hari Pahlawan dan Heritage Surabaya. Para pegawai BSPJI pun yang menerima tamu berpakaian ala Tempo Dulu.

Ransi Pasae mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan BSPJI Surabaya dengan dunia usaha/industri, lembaga pemerintah, institusi pendidikan, dan para stake holder lainnya.

“Pada temu industri ini bisa menjadi sarana diskusi dan konsultasi antara pelanggan maupun calon pelanggan BSPJI Surabaya,” tandasnya

Kegiatan rutin yang diadakan tiap tahun ini mengusung tema Together for Sustainabilty. “Together for Sustainabilty mencerminkan komitmen kolektif untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dengan kolaborasi antara pemerintah, industri dan masyarakat,” jelas Ransi Pasae.

Sementara itu, Andi Rizaldi mengapresiasi acara Temu Industri BSPJI Surabaya 2024 dengan tema Together for Sustainability. Sesuai temanya, Andi berharap terjadi peningkatan kinerja pelayanan jasa oleh BSPJI Surabaya dalam mengakomodir kebutuhan layanan industri nasional.

“Temu Industri ini, saya harapkan bisa dijadikan sebagai momentum ajang komunikasi dan informasi, kolaborasi. Serta kerja sama bapak/ibu semua dengan satuan kerja BSPJI Surabaya dalam peningkatan daya saing industri khususnya di Jawa Timur dan sekitarnya,” ujar Andi Rizaldi.

Usul Event Sebelum Acara

Sebagai pelanggan BSPJI Surabaya, Setyo Wahyu Handony, plan manager PT Sinar Karya Duta Abadi dan PT Arwana Citra Mulya Tbk mengaku puas menghadiri acara Temu Industri ini. Karena acara ini bisa mempertemukan antara pelayanan dengan kebutuhan industri untuk melakukan sertifikasi dan jasa-jasa yang lain.

“Bagus, kemasannya culup menarik, berbobot, banyak wawasan yang diberikan untuk pelaku industri di Jawa Timur,” ujarnya.

Handony mengusulkan sebelum acara Temu Industri ini perlu diadakan kegiatan seperti event. “Event-event pendahuluan untuk menampung aspirasi industri untuk dibawa di acara Temu Industri ini,” usulnya.

Setyo Wahyu Handony, plan manager PT Sinar Karya Duta Abadi dan PT Arwana Citra Mulya Tbk. (Foto: Dea Amanda Rossa Amelia/ Kadenes.com)

Handony mengaku pabriknya menggunakan waste heat recovery generator, dan pembangkit listrik tenaga surya. Pabrik yang.berlokasi di Mojokerto itu memproduksi keramik 50.000 meter persegi.

Perusahaannya kini bersertifikat industri hijau, dan TKDN, betkat bimbingan BSPJI Surabaya yang sangat komunikatif.

“Berkat bimbing tersebut, kami mencapai TKDN yang nilainya cukup berkualitas, 2 TKDN, 1 sertifikasi hijau. Perusahaan kami sevisi dengan industri hijau,” ujarnya.

Menurutnya perusahaan itu tidak egois mencari keuntungan dan bermanfaat bagi masyarakat serta ramah bagi lingkungan.

Langganan Penghargaan

Sementara itu, Ali Mashar Quality Assurance Manager PT Sari Guna Prima Tirta Tbk bangga meraih penghargaan pelanggan pertama sertifikasi industri hijau.

“Berkat bimbingan BSPJI Surabaya cukup inten, hingga kami memberanikan diri untuk mengajukan sertifikasi industri hijau, yang pertama,” ujar lelaki yang juga menjadi manager industri hijau di tempat kerjanya.

Perusahaannya yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) merek Anda di Pandaan, Pasuruan itu sudah bersertifikasi industri hijau, tahun 2024

Sedangkan, pabrik di lima tempat lainnya seperti Citeureup, Balikpapan, Bekasi ditargetkan juga bersertifikat industri hijau 2025 mendatang.

Pabrik AMDK di Pandaan itu, kata Ali Mashar, mendapat ISO-2001 lingkungan. Sertifikasi itu berkat komitmen managemen terkait isu-isu lingkungan.

“Kami selalu mengikuti sesuai regulasi yang ada. Kami mendapatkan profit tapi tidak merusak lingkungan. Tetap ramah lingkungan,” tegasnya.

Ali Mashar Quality Assurance Manager PT Sari Guna Prima Tirta Tbk. (Dea Amanda Rossa Amelia/Kadenews.com)

Menurutnya sertifikasi industri hijau mudah sekali, tinggal mengisi form dan dibantu full oleh BSPJI Surabaya. “Kebetulan difasilitasi gratis dari Kemenperin, karena kami yang pertama mengajukan,” jelasnya.

Selanjutnya, ada 2 aspek yang dinilai dari aspek teknis dan managemen. Teknis itu seperti rasio penggunaan air, energi, pengelolaan limbah. ”

Tinjauan managemen, meliputi rencana, strategi dan lainnya,” ujar lelaki yang langganan meraih hadiah dari BSPJI setiap tahun. Kategorinya mulai dari pelanggan loyal, Industri hijau, TKDN, sustainability dan lainnya.

Bahkan, dia sempat diundang mengikuti Annual Indonesia Green Industry Summit di Jakarta, 21-22 September 2024.

Target 24 Perusahaan Industri Hijau

Sementara itu, Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Surabaya menargetkan tahun ini 24 perusahaan bersertifikat industri hijau. Ini selaras dengan isu-isu global yang menuntut produk yang ramah lingkungan (green) yang diekspor.

“Target tahun ini ada 24 industri hijau, kami baru mulai tahun ini start bulan Mei. Dibanding badan sertifikasi yang lain kami sudah jauh lebih banyak, meskipun kami masih baru,” ujar Kepala BSPJI Surabaya Ransi Pasae, ST, MM, M.Ling.

Pernyataan itu terlontar saat Ransi Pasae ditanya oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Andi Rizaldi ST, MM di sela acara Temu Industri di Hotel Vasa Jl HR Muhammad Surabaya, Kamis, 14 November 2024.

Untuk meningkatkan sertifikasi industri hijau, kata Ransi, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur karena juga mempunyai program fasilitasi.

“Sementara sertifikasi industri hijau bersifat sukarela, tidak seperti SNI (standar nasional Indonesia) yang memang wajib. Untuk sertifikasi industri hijau itu dari kesadaran pelaku usaha atau industri. Salah satunya didorong oleh produk-produk green untuk persyaratan ekspor,” jelas Ransi Pasae.

Andi Rizaldi menambahkan adanya isu global transformasi energi industri hijau, BSPJI Surabaya menyediakan layanan sertifikasi industri hijau melalui Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH).

‘Isu-isu global terus berkembang harus diantisipasi oleh BSPJI Surabaya sebagai BLU (Badan Layanan Umum). Karena itu merupakan potensi penerimaan dan pendapatan,” ujarnya

Standar Ditentukan Bersama

Menurut Andi sebelumnya pendapatan BSPJI Surabaya dari pengujian, sertifikasi dan pelatihan. Sekarang berkembang melayani jasa sertifikasi produk halal dan industri hijau dan lainnya.

“Sertifikasi industri hijau ini merupakan salah satu jasa atau standar yang diciptakan bersama-sama industri.

Jadi untuk menetapkan standar industri hijau itu, Kementerian Perindustrian tidak bekerja sendiri,’ jelas Andi.

Kepala BSKJI Kemenperin Andi Rizaldi, ST, MM didampingi Kepala BSPJI Surabaya Ransi Pasae, ST, MM, M.Ling (kanan) dan Bambang Riznanto, ST, MT dari BSKJI Kepmenperin. (Foto: Dea Amanda Rossa Amelia/Kadenews.com)

Artinya dalam menentukan standar emisi, kata Andi, tidak menggunakan dari sudut pandang kementerian sendiri. ‘Tapi stake holder manufaktur, seperti l industri keramik, semen, diajak bersama-sama untuk menentukan penurunan emisi yang dihasilkan oleh masing-masing industri.

“Dengan cara itu kita bisa mengukur kemampuan industri dalam negeri sekaligus kita menyesuaikan dengan tuntutan global. Karena kita komit untuk menurunkan emisi maka itu harus dilakukan secara bersama,’ papar Andi.

“Jadi kita tidak bisa membuat standar dilihat dari sisi regulator. Jadi kita harus melihat dari sisi pelaku usahanya, pelaku industrinya. Mereka mempunyai komitmen untuk menurunkan emisi untuk bertransformasi menjadi industri hijau,” ujarnya.

Disinggung potensi sertifikasi industri hijau diwajibkan, kata Andy, melihat dari sisi pelaku usahanya. Seperti saat memutuskan mewajibkan SNI. “Pertimbangannya selain faktor K3L (Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Lingkungan) kita juga melihat dari sisi kemampuan pelaku industrinya,” katanya.

Berpeluang Diwajibkan

Andi menjelaskan bila melihat dari sisi K3L dan kemampuan industri imemadai, maka tidak menutup kemungkinan sertifikasi industri hijau itu akan diwajibkan.

“Jangan sampai nanti industri sudah mampu tidak kita wajibkan, akan mengundang investasi-investasi justru akan menambah emisi,” paparnya.

Seperti disampaikan kepala BSPJI Surabaya, lanjut Andi, untuk menurunan emisi melalui sertifikasi industri hijau ini meski tidak diwajibkan, namun ada tuntutan dari tujuan negara ekspor.

“Mereka tidak mau ‘dikotori’ produk-produk yang tidak ramah lingkungan. Itu juga akan mendorong pelaku usaha kita yang memiliki tujuan ekspor akan melihat standarisasi industri hijau menjadi wajib,” ujarnya.

Dibentuk Forum

Kepala Disperindag Jatim, Dr. Iwan S Hut.,M.M menilai sertifikasi industri hijau sangat penting terkait legalitas. Untuk kepentingan tersebut, Gubernur Jawa Timur sewaktu dijabat Khofifah Indar Parawansa telah membentuk forum tahun kemarin.

“Mungkin ini forum pertama di indonesia. Kami juga diberi apresiasi oleh pusat soal sertifikasi industri hijau. Forum ini kan dari berbagai elemen atau golongan, itu kami anggap penting karena industri manufaktur Jawa Timur sudah di atas 30,” terang Iwan.

Menurut Iwan dirinya harus sejalan dengan tema Temu Industri, Together for Sustainability yaitu bagaimana industri yang berkelanjutan dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

“Sertifikasi itu penting meski sudah banyak berstandar industri hijau. Kan legalitasnya harus ada. Ya ini yang kita kolaborasi dengan teman-teman Kementerian Perindustrian,” ujarnya.

Kepala Disperindag Jatim, Dr. Iwan S Hut.,M.M. (Foto: Dea Amanda Rossa Amelia)

Iwan memgatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat fokus, bergerak dengan forum melakukan pembinaan, sosialisasi. “Pembiayaan kan bisa dari provinsi dengan segala kemampuannya dan dari balai,” ujarnya.

Menurut Iwan, semua perusahaan berstandar industri hijau, tapi untuk sertifikasinya banyak tahapan yang harus dipenuhi. “Itu yang sekarang kita percepat,” ujarnya.

Salah satunya, kata Iwan, dengan sosialisasi kepada pelaku usaha, industri, tentang pentingnya industri hijau jauh ke depan.

“Kami yakin pelaku industri di Jawa Timur bisa mengikuti. Perusahaan yang berstandar industri hijau banyak, tapi sertifikatnya yang perlu waktu,” kata  Iwan.