Jelang Pilkada, FKUB-PAUB-PK Kompak Jaga Kondusifitas Kota Kediri

0
JABAT TANGAN: Rapat pleno Terbuka Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di kantor KPU Lumajang, Kamis (19/4/2018).

KEDIRI-kadenews.com: Malam keakraban Forum Kerukunan Umat Beragama / Paguyuban Antar Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan (FKUB/PAUB-PK) Kota Kediri kembali digelar.

Kali ini, FKUB/PAUB-PK diselenggarakan di Aula Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kota Kediri.

Sedikit berbeda dari malam keakraban sebelumnya, pada acara ini dihadiri oleh Pjs Wali Kota Kediri Jumadi untuk kali pertama.

Selain itu, hadir pula Komandan Kodim 0809 Kediri Dwi Agung Sutrisno, Wakapolresta Kediri, Ketua Ponpes Wali Barokah Sunarto beserta keluarga besar Ponpes Wali Barokah, Pengurus FKUB/PAUB-PK dan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri.

Dalam sambutannya, Jumadi menyampaikan Kota Kediri adalah kota yang indah, di mana Bhinneka Tunggal Ika benar-benar terwujud dalam bentuk kerukunan antar warganya.

Suasana guyub dan rukun dari seluruh elemen masyarakat inilah yang menjadi dambaan masyarakat dari berbagai aspek kehidupan, mulai dari keagamaan, perekonomian dan pembangunan yang berjalan dengan baik.

Jumadi menyampaikan terimakasihnya kepada seluruh masyarakat Kota Kediri, khususnya FKUB/PAUB-PK yang selama ini membantu pemerintah dalam menjaga suasana aman dan nyaman di Kota Kediri.

“Saya titip pesan kepada paguyuban dan tokoh masyarakat. Sebentar lagi akan ada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri. Mari kita jaga bersama kondusifitas ini agar tetap damai,” ujarnya.

Dalam acara malam keakraban ini juga diputarkan sebuah pesan video dari Ahmad Syafi’i Mufid, Ketua FKUB/PAUB-PK DKI Jakarta yang beberapa saat yang lalu beserta rombongan berkunjung ke Kota Kediri untuk  peningkatan capacity building kepengurusan FKUB/PAUB-PK Provinsi DKI Jakarta.

“Indonesia, khususnya Jawa timur dan lebih khususnya lagi Kediri adalah daerah yang menunjukkan sebagai daerah yang toleran, daerah yang damai,” ujarnya.

Ia mengaku mau belajar, mengapa di Kota Kediri ini bisa terjadi kedamaian dan kerukunan seperti itu. Rupanya, orang-orang di Kediri ini memiliki filsafat yang sangat bagus, yaitu yang sama jangan dibedakan dan yang beda jangan disamakan.

“Inilah prinsip toleransi yang sejati dan ini adalah ke khas an dari Kediri sehingga Kediri menjadi aman. Mari kita belajar toleransi dari negeri sendiri, seperti contohnya di Kediri ini,” ujarnya. (nal/ian)