Vaksin Meningitis Langka di Jatim, Keberangkatan Umrah Bisa Ditunda

0
KENDALA : Kelangkaan vaksin meningitis mengakibatkan keberangkatan jemaah umrah terganggu.

SURABAYA-KADENEWS.COM:
FK Patuh (Forum Komunikasi Pengusaha Travel Umrah Haji) Jawa Timur menyatakan prihatin atas kelangkaan vaksin meningitis dan kartu ICV di faskes dan rumah sakit di Jawa Timur. Karena hal ini bisa mengakibatkan gagalnya jemaah umrah.

Ketua FK Patuh Jatim H. Ahmad Bajuri mengatakan, bahwa sejumlah travel umrah terpaksa melakukan penjadwalan ulang program umrahnya karena jemaahnya kesulitan mendapatkan vaksin meningitis. Terkadang vaksinnya tersedia, tapi tidak ada kartu ICV-nya.

Ketua FK Patuh Jatim H. Ahmad Bajuri

“Vaksin yang tersedia hanya di KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang tidak ada di semua kota/kabupaten. Jumlahnya juga terbatas hanya 750 vaksin dibagi 4 KKP (Juanda: 250 vaksin dan 500 vaksin lagi dibagi di KKP Perak, Gresik, dan Kalianget),” ujar Bajuri ditemui seusai melakukan audiensi dengan pimpinan KKP Surabaya.

Menurut Bajuri, sebelum musim umrah dimulai, vaksin meningitis sangat mudah didapatkan di klinik dan rumah sakit, tapi tiba-tiba akhir Agustus ini langka dan sulit mendapatkannya. “Ini permainan siapa?,” ujar Bajuri didampingi beberapa pimpinan travel lain.

Keberangkatan umrah di Bandara Juanda, Surabaya, kata Bajuri, rata-rata mencapai 1000 jemaah perhari. Sejak keberangkatan umrah awal Agustus sampai September 2022, sudah sekitar 22.000 jemaah terbang dari Juanda. “Jika disiapkan 250 vaksin, tentu tidak cukup,” tandasnya.

FK Patuh menyambut baik sikap cepat tanggap pimpinan KKP Surabaya yang berinisiatif untuk mengajukan tambahan kuota ke Kementerian Kesehatan di pusat untuk menambah sebanyak 1000 vaksin di KKP Surabaya, yaitu KKP Juanda, Perak dan Gresik.

“Soal langkanya vaksin meningitis di faskes tersebut bukan wewenang kami. Karena vaksinnya dikirim langsung oleh produsen ke faskes. Kami hanya menyediakan kartu ICV-nya saja,” ujar Slamet Mulsiswanto, SKM, M. Kes, Kepala KKP Surabaya sebagaimana ditirukan Bajuri.

Selain membahas kelangkaan vaksin meningitis, rombongan FK Patuh yang terdiri atas H.A. Bajuri SAg, MAg,(PT. Bakkah), H Amirudin (PT. Ziarah Hati), H Zainal Abidin (PT. Andromeda), H. Fathul Mufid (PT Relasi), Hj. Umi Kulsum (PT.Mukarromah), H. Syifaul Anam SHI (PT. Zamzam) juga menanyakan tentang vaksin meningitis untuk wanita hamil dan anak dibawah usia 2 tahun.

“Mengapa wanita hamil tidak bisa divaksin meningitis, padahal belum ada larangan dari ikatan dokter kandungan. Hal ini menyebabkan mereka yang ingin menunaikan umrah terhalang oleh aturan yang dibuat tanpa ada dasar penelitiannya,” ujar H Zainal Abidin, anggota Amphuri.

Dr Rofiud Darojat, dari tim KKP Surabaya, menjawab pertanyaan ini dengan datar, bahwa justru karena belum ada penelitiannya, maka kami bersikap hati-hati. “Kalau soal anak-anak di bawah 2 tahun, tetap bisa vaksin meningitis. Silakan ke dokter anak, setelah vaksin 2 kali, maka KKP akan menerbitkan kartu ICV,” ujarnya.

Ditanya tentang mengapa tidak ada sosialisasi sebelum pengetatan pemeriksaan di Juanda, sehingga menyebabkan gagalnya 31 jemaah, A. Faridi Faqih mengatakan bahwa KKP sudah pernah melakukan sosialisasi pada tahun 2018. “Wah, kok jauh sebelum covid, Pak?,” tanya H Mas Amirudin, bendahara FK Patuh.

Silaturahmi FK Patuh dan pimpinan KKP Surabaya berlangsung sangat akrab dan masing-masing berkomitmen untuk sama-sama memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah umrah. “Sekarang sudah tidak ada lagi yang ditangguhkan keberangkatannya. Alhamdulillah, semua sudah mentaati aturan vaksin,” ujar M. Agus Wahyudi, SKM, MKL, dari KKP. (ian)