Madinah di Puncak Dingin, Awas Gangguan Kulit

Liputan A. Bajuri

0
Keluarga Choliq sedang menikmati dingin hingga 12 derajat celcius di Madinah
Keluarga Choliq sedang menikmati dingin hingga 12 derajat celcius di Madinah

MADINAH, kadenews:
Kota Madinah berada di puncak dingin. Rabu (10/1) kemarin, menjelang subuh, suhu udara turun hingga 10 derajat celcius. Banyak jamaah asal Indonesia yang terkena gangguan kulit.

Jamaah umrah asal Indonesia yang memadati Masjid Nabawi memang banyak yang belum terbiasa dengan perubahan cuaca ini. “Saya kira dinginnya sama seperti di Malang, ternyata rasanya lebih dingin dari Gunung Bromo, Probolinggo,” kata Choliq Baya, jamaah asal Jember yg baru saja pulang dari Umrah.

Berdasarkan prakiraan cuaca yang dipublikasikan pemerintah Arab Saudi, tercatat bahwa mulai awal Januari 2018 terjadi penurunan suhu udara yang signifikan. Pekan lalu, suhu udara turun dari 17 derajat menjadi 12 derajat. Dan sampai Rabu (10/1) kemarin, suhu udara Madinah turun lagi menjadi 10 derajat celcius dengan kecepatan angin antara 14-22 kilometer perjam.

“Ini memang lebih dingin dari biasanya. Oleh karena itu, jamaah perlu diimbau untuk menyiapkan baju tebal, kaos tangan dan penutup telinga,” ujar Ustad Kholid, mahasiswa S2 asal Indonesia yang sudah tinggal 5 tahun untuk melaksanakan studi Syariah di Universitas Madinah.

Perubahan cuaca ini, kata Kholid, memang sulit diprediksi. Terkadang cuaca bisa turun lagi hingga 5 derajat celcius. Apalagi jika kecepatan angin lebih kencang dari biasanya. “Sekarang memang kecepatan angin dari timur masih sekitar 22 km per jam, tapi kadang-kadang bisa mencapai 33 km perjam. Ini yang akan terasa sangat dingin”, ujarnya.

*KAKI PECAH-PECAH*
Berdasarkan pantauan kontributor *_kadenews_* di Madinah, Banyak jamaah yang mengeluhkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kulit gatal memerah, telapak kaki pecah-pecah, bibir pecah-pecah, mimisan dan masih banyak lagi.

“Saya juga mengalaminya saat ini. Kulit terasa gatal, keras menebal dan memerah. Semakin digaruk, semakin memerah,” ujar Abidah, istri Choliq yg berangkat umrah bersama biro perjalanan Bakkah Surabaya.

Tapi Abidah menyatakan, bahwa dia dan keluarganya tetap bisa menikmati ibadah. “Untungnya, kami sekeluarga sudah bersiap diri menghadapi cuaca sedingin itu,” ujarnya. (Jur)