Bila Santri Upacara HUT RI, Memakai Sarung dan Tanam Pala

0
KHIDMAT: Upacara bendera memperingati HUT RI ke-76 di Pondok Pesantren Salafiyyah Annahdliyyah Maftahul 'Uluum Jatinom Blitar.

BLITAR – KADENEWS.COM : Pondok Pesantren Salafiyyah Annahdliyyah Maftahul ‘Uluum Jatinom Blitar menyelenggarakan upacara bendera 17 Agustus yang diikuti oleh seluruh santri. Pondok Pesantren tertua di Kabupaten Blitar ini rutin mengadakan upacara bendera memperingati HUT RI setiap tahun.

Bertugas sebagai pembina upacara, Gus Ahmad Khubby Ali, putra dari pengasuh pondok saat ini KH. Abdul Hafidz Dhofir. Gus Bobby panggilan akrabnya menekankan semangat cinta NKRI bagi setiap santri.

“Menjaga NKRI adalah wajib agar senantiasa terjaga Hifdzud Din atau menjaga lestarinya ajaran agama Islam di Indonesia. Islam khususnya ahlussunnah wal jamaah telah mendapatkan ruang untuk melakukan amalan ubudiyyah dan muamalah sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Menurutnya pondok pesantren tumbuh subur di negeri Indonesia, kegiatan keagamaan difasilitasi negara dan berjalan dengan aman. “Oleh karena itu sudah sewajibnya masyarakat memelihara kemerdekaan ini dengan terus menjaga persatuan dan kebersamaan dengan seluruh unsur bangsa,” pesannya.

PALA BERSEJARAH: Usai upacara, santri menanam bibit pala.

Di akhir upacara kali ini dilakukan penyemaian 76  bibit pala sebagai rasa syukur kemerdekaan Indonesia yang ke 76. “Pemilihan bibit pala ini tidak lain atas jasa dan perjuangan pendiri Pondok Pesantren Maftahul Uluum Jatinom, KH. Mohammad Imam Bukhori dan putranya KH. Mohammad Shofwan yang karena konsistensinya melawan kolonial Belanda akhirnya ditangkap dan diasingkan di Banda Naira selama 10 tahun,” ujarnya.

Di Pulau Banda Naira, Maluku, beliau berdua menjadi tahanan politik seangkatan dengan Bung Hatta, Dr. Sjahrir, dr. Tjipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Sumantri. Selama itu  perjuangan KH. Imam Bukhori terus berjalan termasuk menyiarkan pendidikan keagamaan di Banda Naira hingga kepulangannya dari pengasingan tahun 1938.

“Sepulang dari Banda Naira KH. Imam Bukhori membawa bibit buah pala yang ditanam dan hingga kini tumbuh di halaman pondok. Inilah yang hari ini kemudian mengilhami penanaman biji pala ini agar semangat perjuangan terus dijaga dan dakwah santri terus mewangi ditengah-tengah masyarakat sebagai mana fuli atau bunga selaput pala yang harum semerbak” kata Gus Bobby yang juga sebagai dosen UIN Sunan Ampel Surabaya .

Upacara 17 Agustus ini di Pondok Pesantren NU yang memiliki lembaga pendidikan formal MTS dan MA ini berlangsung dengan lancar khidmad yang diikuti oleh 250 santri serta seluruh ustad/ustadzah dengan menggunakan sarung untuk peserta pria. Karena situasi pandemi maka seluruh perserta upacara senantiasa mengikuti anjuran pemerintah dengan tetap protokol kesehatan dengan wajib menggunakan masker. (jur/ian)