Dua Bendungan Dibangun, Bupati Ponorogo dan Trenggalek Diminta Susun Peta Prioritas

0
TANDA TANGAN: Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa saat sertijab Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, Kamis (4/3/2021).

PONOROGO – KADENEWS.COM: Dua bendungan untuk peningkatan layanan irigasi berkapasitas besar dibangun di Jawa Timur. Bendungan Tugu berada di Kabupaten Trenggalek dan bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo.
Sesuai target Kementerian PUPR, dua bendungan itu akan mulai diairi bulan Juni / Juli 2021 dan akan diresmikan akhir tahun 2021.

Terkait menjelang rampungnya dua bendungan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Bupati Trenggalek dan Bupati Ponorogo gerak cepat menyusun peta prioritas aliran irigasi air dari bendungan tersebut sampai ke hilir area pertanian.

Hal itu disampaikan Gubernur Khofifah saat hadir di sertijab Bupati Tenggalek Mochamad Nur Arifin dan Wakil Bupati Trenggalek Syah Mohammad Natanegara, serta sertijab Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, Kamis (4/3/2021).

JAGA JARAK: Gubernur Khofifah memberikan ucapan selamat kepada Bupati Tenggalek Mochamad Nur Arifin didampingi istri.

“Saya ingin sampaikan bahwa ada harapan besar bagi warga Trenggalek. Juni ini, menurut rencana PUPR, Bendungan Tugu sudah mulai diairi. Bendungan Tugu ini bisa mengairi 1.200 hektar area persawahan di Trenggalek,” kata Khofifah.

Saat ini, progres pembangunan bendungan Tugu mencapai 83 persen. “Selain itu, Bendungan Bendo di Ponorogo juga akan mulai diairi Juni atau maksimal Juli. Saat ini progres pembangunannya 71,59 persen. Daya tampungnya 43,11 juta meter kubik dan bisa digunakan untuk peningkatakan layanan irigasi seluas 7.800 hektar area pertanian,” tegas Khofifah.

Mantan menteri sosial itu meminta Bupati Trenggalek dan Bupati Ponorogo segera melakukan musrenbang dan mulai memetakan aliran prioritas dari bendungan Tugu maupun Bendungan Bendo ini. Harapannya  air bendungan Tugu dan bendungan Bendo bisa memaksimalkan produktivitas pertanian dan perkebunan serta perikanan tawar di Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo.

Menurut Khofifah,  musrenbang tingkat provinsi akan dilakukan bulan April. Sehingga  musrenbang tingkat Kabupaten baik di Trenggalek maupun di Ponorogo harus sudah selesai dilakukan di bulan Maret.

Dikatakan,  jika tahun 2021 ini bendungan Tugu dan bendungan Bendo diresmikan, maka tahun 2022  harus mulai nampak peruntukannya untuk mengairi 1.200 hektar lahan di Trenggalek dan 7.800 hektar lahan di Kabupaten Ponorogo.

“Kami harap agar segera disusun prioritas untuk bisa memaksimalkan penguatan sektor agro terutama kopi dan kakao,” ucap Khofifah.

Sektor yang potensial untuk dikembangkan dari Trenggalek dan Ponorogo adalah kopi dan kakao (coklat). Kopi dan coklat hingga kini dijadikan sebagai andalan Jatim maupun nasional yang sektor hilirnya sudah sangat banyak.

Misalnya untuk usaha coffee shop, di sana tentu bisa menjadi hilirisasi produk kopi dan juga kakao yang bisa menjadi hidangan samping dari kedai-kedai kopi kekinian.

“Artinya dengan adanya maksimalisasi pengairan ini, pengembangan sektor pertanian dan perkebunan akan menemukan format yang lebih strategis. Ke depan juga ada rencana replantasi yang lebih luas,” ujanya.

Rencana replantasi kopi dan coklat ini bahkan sudah disiapkan petanya oleh Pemprov Jatim bersama pusat penelitian kopi dan kakao di Jember. Dengan adanya dua bendungan ini, Khofifah yakin akan menjadi pintu masuk bagi penyejahteraan masyarakat Trenggalek dan Ponorogo. (ian)