PCNU Pasuruan Raya Nyatakan Peristiwa Garut Ada Skenario

0
BERSIKAP:  PCNU Pasuruan Raya membuat pernyataan sikap. Dari sebelah kanan KH Halim Masud, Habib Abu Bakar Asegaf, KH Imron Mutamakin, KH Muhib Aman. (foto: a. zainurrifan/ kadenews. com)

PASURUAN – KADENEWS. COM : Pengurus Nahdatul Ulama (NU) Pasuruan Raya, yaitu PCNU Kabupaten Pasuruan dan PCNU Kota Pasuruan, menyampaikan pernyataannya atas peristiwa pembakaran bendera tauhid  di Garut saat peringatan Hari Santri lalu.

Pernyataan sikap itu disampaikan di kediaman Habib Bakar Assegaf, Kamis (25/10/2018).

Dalam pernyataan sikapnya, NU Pasuruan Raya dengan tegas menyampaikan bahwa Barisan Serba Guna (Banser) Ansor, tidak anti terhadap kalimat tauhid. Tapi yang ditolak oleh NU adalah politisasi kalimat tauhid, yang dijadikan alat provokasi dan adu domba antar umat Islam.

“Tidak mungkin Banser anti kalimat tauhid. Yang kita tolak adalah politisasi kalimat tauhid, yang dijadikan alat politik. Apalagi dijadikan alat mengadu domba antara sesama umat Islam, antara ormas satu dengan ormas lainnya,” kata Wakil Rois PCNU Kabupaten Pasuruan, Habib Abu Bakar Hasan Assegaf.

Habib Abu Bakar yang didampingi oleh Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin, Ketua PCNU Kota Pasuruan, KH Halim Mas’ud serta Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Muhib Amman Ali, menyampaikan keprihatinannya atas pembakaran bendera tauhid di Garut.

“Kami prihatin dengan peristiwa itu. Terjadinya pembakaran sangat disesalkan. Dan itu memang salah dan tidak bisa dibenarkan, harusnya pelaku menyampaikan permohonan maaf atas perbuatannya itu. Semestinya tidak dibakar, tapi diberikan kepada pihak berwenang untuk diamankan,” imbuh Habib Bakar.

Menurut Habib Bakar, dari berbagai informasi yang diterima, menunjukkan bahwa peristiwa pembakaran bendera oleh Banser itu, dipicu adanya kesengajaan untuk memprovokasi masyarakat yang mengikuti Hari Santri.

“Ini sengaja ada unsur provokasi dan adu domba yang sistematis, sudah dipersiapkan dan direncanakan. Karena di saat bersamaan, di beberapa daerah juga ada kejadian pengibaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Makanya, pelaku pengibaran juga harus diproses dan diusut, agar diketahui tujuan serta motifnya,” tegas habib Bakar.

Atas peristiwa itu, NU Pasuruan Raya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi yang berupa mengadu ummat Islam. NU Pasuruan Raya meminta masyarakat dengan sabar menunggu hasil penanganan pihak kepolisian. (aza/ian)