Kemenpar Gali Potensi Wisata Sejarah di Jawa Timur

0
Acara Bimbingan Teknis Pemasaran Pariwisata Sejarah Provinsi Jawa Timur, di Hotel Santika Banyuwangi.

BANYUWANGI – kadenews.com: Keanekaragaman budaya dan sejarah Indonesia, menjadi potensi besar untuk diolah menjadi wisata sejarah. Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk menarik kunjungan wisatawan. Berbagai bangunan bersejarah peninggalan Belanda, warisan alam, dan juga museum, menjadi objek wisata sejarah yang dapat dikunjungi.

Hal itu dirasakan Provinsi Jawa Timur yang memiliki segudang potensi wisata sejarah. Mulai dari House Of Sampurna, Desa Kemiren, Jembatan Merah, Monumen Kapal Selam Surabaya, hingga Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman. Semua memiliki keberagaman dan nilai sejarah tersendiri.

Menurut Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, untuk pengembangan wisata sejarah dan religi, Jawa Timur memiliki potensi kekayaan sejarah yang berlimpah. Berbagai penjuru wilayah di Jawa Timur yang bila dikemas dengan baik, bagus untuk dijadikan atraksi pariwisata.

“Sehingga diharapkan mampu menarik minat kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara,” ujar Pitana, didampingi Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Area 1, Wawan Gunawan, saat Bimbingan Teknis Pemasaran Pariwisata Sejarah Provinsi Jawa Timur, di Hotel Santika Banyuwangi, Selasa (8/5/2018).

Pitana menambahkan, hal terpenting dalam pengembagan wisata sejarah diantaranya, komitmen pemerintah daerah, masyarakat, budayawan, komunitas atau pelaku industri wisata sejarah, akademisi dan media. Hal tersebut diperlukan untuk mendata, mengidentifikasi, mengembangkan, dan mematenkan sejarah. Tentunya dengan menyertakan nilai dan filosofi dari daerah setempat.

“Dan juga melakukan pembinaan kepada kader generasi muda untuk pengembangan sadar wisata sejarah. Sehingga dapat diarahkan dan mampu berfungsi memenuhi standar pelayanan yang dibutuhkan wisatawan khususnya wisata sejarah,” ucap Pitana yang diamini Wawan.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Area 1 Wawan Gunawan menambahkan, kader wisata sejarah harus diarahkan. Tujuannya agar mampu berfungsi memenuhi standar pelayanan yang dibutuhkan wisatawan. Khususnya wisata sejarah. “Penetapan destinasi wisata sejarah, khususnya di wilayah Jawa Timur, harus melalui komitmen pemerintah daerah dan bersinergi dengan pemerintah pusat. Hal itu dalam bentuk kegiatan edukasi, atraksi, apresiasi dan rekreasi khususnya wisata Sejarah di Jawa Timur,” ujar Wawan.

“Serta memiliki konsep pembelajarannya harus disesuaikan dengan tantangan global, yakni menggabungkan konsep lokal, tradisional dan modern. Dan yang terpenting mengemas wisata sejarah menjadi primadona wisata di daerah Jawa Timur,” ungkapnya.

Hadir sebagai narasumber Bimtek adalah Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Bramuda, Tim Percepatan Wisata Sejarah Kementerian Pariwisata Branando Alfonso , dan H. Anas Thahir, Anggota Komisi X DPR RI Dapil Jawa Timur III. Menurut Brando Alfonso, Pariwisata sejarah memiliki potensi yang sangat luar biasa. “Terlebih, Banyuwangi memiliki banyak sekali tempat sejarah. Mulai dari zaman kerajaan hingga kolonial. Dengan perencanaan yang tepat, Banyuwangi akan menjadi destinasi wisata sejarah yang sangat luar biasa,” katanya. (har)