Artis PAMMI Jatim Ikuti Seminar Wawasan Kebangsaan

0
BERNYANYI: Suasana Sosialisasi Wawasan Kebangsaan yang diikuti anggota PAMMI Jatim.

MSURABAYA, KADENEWS.COM: Musik dangdut telah terbukti mampu menjadi pemersatu bangsa. Hal ini terlihat dari banyaknya lagu dangdut yang berisi ajakan untuk mencintai tanah air, meningkatkan toleransi, pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Demikian disampaikan oleh H Samsul Arifin SAg, MSi, anggota Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) DPRD Jawa Timur saat menjadi nara sumber dalam acara seminar bertema “Wawasan Kebangsaan” yang diselenggarakan Sekretariat DPRD Jatim pada Ahad (30/1/2022) di Hotel Max-one Surabaya.

Pada seminar yang dihadiri para artis yang tergabung dalam Persatuan Artis Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) Jatim itu, Mas Sam –panggilan akrab Samsul Arifin– mengingatkan kembali bahwa peran sebuah lagu dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia adalah sangat besar.

DANGDUT: Mas Sam dan Elvira menyanyikan lagu dangdut sambil menyampaikan materi wawasan kebangsaan.

“Lihatlah lagu “Ya Lal Wathon” karya KH Wahab Hasbullah. Beliau seorang ulama besar, seorang alim allamah, pendiri NU bersama KH Hasyim Asy’ari, ternyata juga menggunakan kekuatan lagu untuk membangkitkan semangat jihad melawan penjajahan,” tandas pria asli Bangkalan dan tinggal di Sidoarjo ini.

Oleh karena itu, kata Mas Sam, ia selalu memulai acara resmi dengan lagu “Indonesia Raya” dan “Ya Lal Wathon”. “Inilah cara saya dalam menanamkan wawasan kebangsaan kepada masyarakat yang saya temui, sekaligus bukti saya itba’ (mengikuti) para ulama,” tandasnya.

Selain itu, lewat lagu “Ya Lal Wathon” itu Mas Sam ingin mengingatkan kembali sejarah merebut kemerdekaan Indonesia yang jarang duungkap dan ditulis di buku-buku pelajaran di sekolah, yaitu kisah tentang adanya fatwa “Resolusi Jihad” yang diserukan oleh KH Hasyim Asy’ari.

“Fatwa tersebut memacu semangat perlawanan arek-arek Surabaya dan Jawa Timur dalam melawan penjajah Belanda yang masuk ke Surabaya pada November 1945. Pecahnya perang di Surabaya itu sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan, sedangkan turunnya fatwa Resolusi Jihad para ulama itu diperingati sebagai Hari Santri. Kita patut berterima kasih kepada Presiden Jokowi,” ujar Mas Sam.

Ada yang berbeda dalam penyampaian materi seminar kali ini, karena Mas Sam menyampaikan dengan cara santai, bahasa yang lugas, menyesuaikan dengan audience yang mayoritas seniman, bahkan beberapa kali Mas Sam menyanyikan lagu dangdut untuk menyemarakkan suasana. Ada tiga lagu yang secara spontan Mas Sam nyanyikan, yaitu “Khana” (Mansur S), “Magadir” dan “Menunggu” (Rhoma Irama).

Nara sumber lain dalam seminar tersebut adalah Drs H Ahmad Bajuri Salim MAg, Penasehat PAMMI Jatim, yang mengupas lebih detail tentang lagu-lagu bertema wawasan kebangsaan. “Jumlah lagu dangdut bertema kebangsaan cukup banyak, seperti lagu berjudul “Indonesia”, “135 Juta”, “Pembaharuan”, “Hak Asasi”, “Kita Adalah Satu” dan masih banyak lagi,” ujarnya.

Ketua PAMMI Jatim Dra Hj Puri Rahayu SH,MH, menyambut baik seminar ini dan berharap ada acara serupa untuk memberikan pembinaan kepada anggotanya. “Acaranya sangat keren, bagus dan bermanfaat. Selanjutnya, perlu dikemas lagi yang lebih baik dan bisa dilakukan secara berkala,” ujar artis senior yang kini berprofesi sebagai dosen tata rias dan tata boga di UNIPA Surabaya ini.

Para artis dangdut senior dan yunior yang hadir pada acara ini memberikan apresiasi positif. “Kegiatan ini perlu dikembangkan agar para artis-artis yang masih muda mendapatkan pengetahuan dan bisa menyampaikannya saat tampil di panggung,” ujar artis senior Susi MZ yang hadir bersama rekan seprofesinya Nuna Rosmala, Nur Kumala dan lain-lain.

Pada sesi ramah tamah, banyak lagu-lagu dangdut yang ditampilkan artis-artis yunior dengan sangat sempurna. Kehadiran duet pembawa acara Elvira dan Arya makin membuat suasana makin semarak, karena keduanya juga penyanyi profesional. Mas Sam mengakhiri acara dengan menyanyikan lagu “Gadis atau Janda” bersama Elvira yang mendapatkan applaus panjang para pengunjung. (*/bjr)