Bila Bahasa Using Diajarkan ke Anak Madura dan Jawa

0
PENUNJANG: Siswa SD di Banyuwangi memperoleh bantuan kamus bahasa Using.

BANYUWANGI-kadenews.com: Setelah terbit Perda Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pengajaran Bahasa Lokal di Banyuwangi adalah bahasa Using,  semua sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyiapkan dan segera menerapkan Perda tersebut, dengan mengajarkan bahasa Using di sekolah.

Pemkab Banyuwangi bersama Dewan Kesenian Blambangan menerbitkan buku-buku pelengkap, seperti Tata Bahasa Using, Kamus Using – Indonesia, Buku Pelajaran dan buku bacan Bahasa Using.

Mengingat belum ada sarjana yang lulusan bahasa Using, maka guru ajar di tingkat sekolah dasar dilakukan oleh guru bahasa daerah, kemudian diberikan pelatihan khusus tentang Bahasa Using.

Kalau pun masih kesulitan, sekolah yang bersangkutan akan mengangkat penutur Using yang dijadikan guru.

“Saya kebutulan penutur Using asli, tinggal di Kalibaru yang kebanyakan suku Madura dan Jawa. Kepala Sekolah SDN Kalibaru Kulon, Bu Leginem meminta saya menjadi guru, kebetulan suami saya menjadi staf Tata Usaha di sekolah tersebut”, Wiwit Suliatin, Guru Bahasa Using di SDN Kalibaru Kulon, kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

Wiwit Suliatin, Guru Bahasa Using di SDN Kalibaru Kulon, kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

 

Wiwit yang asli Kalilo Banyuwangi, memang penutur bahasa Using asli. Sementara murid-murid yang diajar bahasa Using adalah anak-anak yang berbahasa Ibu Madura dan Jawa.

“Kalau di kelas, bahkan sesama guru pun sayalah yang paling tahu pengucapan bahasa Using yang benar. Namun dalam pengajaran ini, saya harus menganut terhadap ketentuan kebahasaan yang sudah diterbitkan oleh Dinas terkait di Kabupaten Banyuwangi. Meski demikian, saya terus browshing tentang Bahasa Using yang juga sangat dibantu olih suami yang jega senang Bahasa Using, meskipun dia bukan orang Using”, kata Wiwit.

Sementara Ribut Purnomo yang mengaku terus mencari informasi pelatihan atau seminar tentang bahasa Using, terus mendukung upaya istrinya.

“Bahkan setiap kegiatan bahasa Using di Banyuwangi, saya selalu mendaftar untuk istri saya. Jarak 80 kilometer dari Kalibari ke Banyuwangi kota tidak masalah, apalagi Kepala Sekolah sangat mendukung kegiatan ini”, tegas Ribut.

Wiwit dan Ribut berharap, agar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi konsisten terhadap pengajaran Bahasa Using. Di wilayah kecamatan Kalibaru meski banyak orang Madura dan Jawa, tetapi minat mereka ingin belajar Bahasa Using cukup tinggi, karena mereka ingin tahu banyak terhadap seni-budaya asli Banyuwangi yang sudah lama dibanggakan.

“Awalnya mereka mengaku kesulitan, karena ini bukan bahasa ibunya. Namun setelah saya yakinkan bahwa bahasa Using lebih mudah dari Bahasa Jawa, akhirnya mereka mau tekun belajar dan merasakan kemudahan”, tambah Wiwit.

Selain tambahan buku-buku pelajaran, kamus bahasa Using, juga alat peraga berupa video percakapan bahasa Using sangat diharapkan untuk melatih pengucapan. Para murid berbahasa Ibu Madura dan Jawa ini, kebanyakan tanya tentang arti jata setelah mendengarkan lagu-lagu berhasa Using.

“Saat kami mendapatkan bantuan kamus Using dari Bu Emelia Contessa melalui Sengker Kuwung Belambangan (SKB), langsung sebagian saya foto copy dan saya bagi-bagikan ke murid-murid.

Mereka senang sekali dan terus dipraktekan ucapan-ucapan bahasa Using tersebut” kenang Wiwit bangga. (has/ian)