Vaksin Plin-Plan

0

Oleh: A. Bajuri

SEORANG teman, pemilik sebuah perusahaan perjalanan haji umrah menegur saya. “Kenapa Ente begitu getol mendukung vaksin covid-19? Ente dibayar berapa?”.

Saya tidak langsung menjawab. Saya hanya tersenyum. Dengan santai, saya balik tanya: kenapa Ente begitu terganggu dengan status depe saya? Hati-hati, dengki he he.

“No !” katanya tegas. “Jangan menuduh, dong!”, jawabnya mulai ngegas. Dia sepertinya mulai serius. Bahkan tiba-tiba dia berubah “mendadak pengamat farmasi”.

“Tahukah Ente, vaksin Sinovac yang dipakai vaksin di negeri kita ini adalah vaksin termurah, vaksin yang tingkat efikasinya terendah, hanya 65%. Pasti tidak efektif. Gitu kok Ente percaya?”, ujarnya terus “gas pol”.

Saya juga masih tersenyum. Saya menduga, pasti nanti ada ujungnya. Ternyata benar. Dia menutup statemennya dengan ucapan sinis. “Apalagi vaksin itu buatan China. Apa Ente yakin, bahwa orang kafir itu paham tentang halal haram?”, ucapnya menggebu-gebu.

“Ahai !. Sudah kuduga mas bro !,” ucap saya dlm hati. Lalu saya coba jelaskan satu persatu apa yg menjadi pertanyaan dia.

VAKSIN SOLUSI
Pertama, saya getol mempromosikan vaksin covid ini karena inilah solusi atas keadaan saat ini. Aneh kan? Ente bilang ingin keadaan cepat pulih, tapi Ente menolak solusinya. Nggak konsisten, dong. Masak lupa pesan bu Tejo: Dadi wong ki mbok sing solutif (Jawa: jadi orang itu ya harus solutif)

Kedua, saya lebih percaya ahli kedokteran daripada Ente, yang kerjanya tukang nyinyir dan selalu negatif thinking. Coba didengarkan kata pakar kedokteran, bhw meskipun tingkat efikasinya 65%, tapi risiko gagalnya 0,5 – 1%. Itu sangat kecil sekali, bro.

Pasti Ente mau membandingkan dengan Arab Saudi, kan? Atau Amerika Serikat yang memakai vaksin pfizer. Sorry mas bro, kata abang saya, Bang Haji Rhoma Irama: “Kita jalan di tempat, karena selalu berdebat. Fikirkanlah !”

Intinya, saya yakin pemerintah sudah mempertimbangkan dari segala aspek. Saya percaya itu, Mas Bro. Ente juga sudah tahu, Alquran mengajarkan: “Bertanyalah kepada ahlinya, apabila kalian tidak mengerti“. Atau ayat lain: “Wahai orang2 yg beriman, taatilah Allah, Rasul dan pemerintah“.

Ketiga, soal sinovac itu buatan Cina? Memangnya ada masalah? Bukankah sajadah ente, tasbih, peci, bahkan perlgkpn ibadah ente, dll, itu ternyata juga made in china.

Bagi saya, kalau MUI (Majelis Ulama Indonesia) sudah memberi stempel “Halal”, ya saya harus percaya. Ini perintah Alquran. Bukan harus ada bayarannya. Kenapa? Karena mereka para ulama itu lebih hebat daripada ente yang gak hafal 1 hadis pun.

PLIN-PLAN
Kesimpulannya, tidak ada seorang pemimpin negara pun yang ingin mencelakai rakyatnya. Sama seperti ente, tak ada travel haji umrah yang berniat menelantarkan jemaahnya.

Jadi, ente harus siap ikut promosi vaksin covid-19. Karena itu sebagai bukti ente paham agama atau tidak. Makanya, sering ke Mekah seharusnya juga melakukan “upgrading” pemahaman agama agar tidak terjebak rutinitas semata.

Selain itu, tingkat konsistensi ente ditentukan saat ada vaksin ini. Di satu sisi ente ingin haji dan umrah cepat kembali normal, tapi di sisi lain ente menolak vaksin sebagai solusi agar cepat bisa dibuka lagi haji dan umrah.

Itu namanya inkonsistensi atau dalam bahasa Arabnya: flin-flan he he. Wallahu a’lam. Salam positif.

Penulis adalah Direktur Utama PT Bakkah Travel dan ketua forum komunikasi pengusaha travel umrah haji (FK PATUH) Jawa Timur