Beratnya Pemerintah Menaikkan BBM Subsidi di Tahun Politik

0

JAKARTA – kadenews.com: Tahun 2018 yang disebut sebagai tahun politik dinilai akan menjadi salah satu momen bagi pemerintah untuk mengambil langkah yang populis. Salah satunya melalui ditahannya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) bahkan meyakini hingga akhir 2018 pemerintah tidak akan mungkin menaikkan harga BBM jenis premium (Bahan Bakar Minyak).

“Enggannya pemerintah menaikkan harga BBM premium ini karena tahun ini merupakan tahun politik yang pastinya akan berdampak pada daya beli masyarakat yang juga belum pulih,” kata Direktur Indef Enny Sri Hartati dalam diskusi bertajuk “Mewaspadai Gejolak Pangan dan Energi 2018”, di kantor Indef, Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Diakuinya, saat ini tren harga minyak hingga 2019 akan terus meningkat. Pada APBN 2018 yang disetujui pada 25 Oktober 2017 asumsi APBN untuk harga minyak dunia sebesar USD48 per barel.

“Padahal, hingga saat ini kenaikan harga minyak dunia terus melonjak hingga melebihi USD60 per barel,” jelas Eny.

Namun Enny mengingatkan sikap tenang pemerintah terkait harga minyak harus segera disikapi untuk tak membebani daya beli masyarakat. “Karena kita khawatir daya beli masyarakat, ini masih sangat rentan untuk naik,” kata Sri.

Tren Harga Minyak
Dalam kesempatan yang sama Direktur Indef Eko Listianto memperkirakan tren harga minyak dunia akan terus meroket hingga 2019.

Eko menjelaskan kenaikan harga minyak dunia tidak lepas dari faktor fundamental suplai dan demand dari negara OPEC dengan contoh Saudi Arabia. Karena diperkirakan hingga akhir Maret 2018 beberapa negara OPEC bersepakat akan mengurangi tingkat produksi, sehingga akan semakin mendorong harga minyak dunia.

“Demand yang meningkat memiliki dua sisi, yang pertama penerimaan menjadi bertambah, tapi disisi lain, minyak merupakan energi utama sehingga kondisi tidak bisa ditekan dan peluang harga minyak akan naik untuk produk olahan (BBM premium),” tegas Eko. (dit)