Mau Lestarikan Bahasa dan Budaya Using? Yuk Ikutan Pelatihan Menulis Kamus ini

Penulis: Hasan Sentot

0

BANYUWANGI – kadenews.com: Sengker Kuwung Belambangan (SKB) seakan tidak pernah berhenti melakukan upaya untuk pelestarian bahasa dan Budaya Using, Banyuwangi. Mengawali tahun 2018, lembaga nirlaba yang dikelola gabungan orang Banyuwangi yang ada di rantauan dan di daerah asalnya ini, langsung menggebrak dengan menggelar Pelatihan Menulis Kamus. Pemateri adalag Dr. Ganjar Harimansyah dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Idenya berawal dari banyaknya kosa-kata Bahasa Using yang belum masuk dalam Kamus Bahasa Using – Indonesia karya Hasan Ali (2002). Belum ada revisi hingga sekarang, ini yang membuat kami sangat prihatin, karena tidak begitu mendapat perhatian serius dari berbagai shareholdernya,” kata Antariksawan Jusuf, Ketua Sengker Kuwung Belambangan (SKB), Rabu (17/1/2018).

Dr. Ganjar Harimansyah, Kepala Bidang Perlindungan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan.

Kamus Bahasa Using – Indonesia karangan Hasan Ali, entrynya kurang lebih 24.000 sementara bahasa Indonesia mencapai tiga kali lipatnya. Sebetulnya saat ini ada penutur Using yang mencatat kata-kata di kehidupan sekitarnya, tetapi belum dengan bekal yang cukup. “Mudah-mudahan pelatihan ini dapat memberi sedikit bekal, untuk orang-orang yang tertarik mengikutinya. Sehingga nantinya dapat mencatat dengan metode yg benar, sehingga lebih banyak kata-kata bahasa Using yang tercatat,” harapnya.

Menurut Dr. Ganjar Harimansyah, Kamus bahasa daerah tidak sekadar sebagai sarana pendokumentasian bahasa daerah. Kamus bahasa daerah merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan dan melindungi bahasa daerah itu sendiri. “Kamus juga bisa menjadi alat untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa dan rujukan dalam pengembangan laras bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari,” kata Ganjar.

Memilih dan mendefinisikan istilah dan kata bahasa daerah ke dalam kamus dengan tetap menjaga konsep aslinya, tambah Ganjar, sungguh upaya yang memerlukan kerja keras. “Meskipun demikian, dengan adanya kamus, kita dapat “mengawetkan” konsep, ide, dan membina ide baru dari sebuah istilah atau kata daerah. Penggalian dan “pengawetan” itu akan mengangkat setiap keunggulan bahasa lokal dan ditempatkan pada porsinya,” tambah Ganjar.

Antariksawan Jusuf, Ketua Umum Sengker Kuwung Blambangan.

Ganjar menambahkan, penggalian istilah atau kosakata bahasa daerah yang dikodifikasi dalam kamus tidak hanya mewujudkan kumpulan kata yang terekam, tetapi upaya ini merupakan penggalian potensi pemerkayaan kosakata bahasa daerah itu sendiri dan juga pemerkaya bahasa Indonesia.

“Oleh karena itu, penyusunan kamus bahasa daerah tidak hanya untuk pelestarian bahasa daerah itu, tetapi juga dalam rangka membangun bahasa Indonesia dengan tetap mempertahankan konteks budayanya dari setiap bahasa daerah.Kamus-kamus bahasa daerah dapat menjadi simbol patronasi keragaman budaya masyarakat Indonesia yang multilingual,” kata Ganjar, yang mengatu berterima kasih telah diberi kepercayaan untuk memberi pelatihan kepada Warga Banyuwangi.

Rencana Pelatihan Penyusunan Kamus yang akan berlangsung 10 Februari 2018 di Kampus Untag Banyuwangi, mendapat sambutam antusian dari kalangan Mahasiswa, Guru dan para pemerhati Seni-Budaya Using. Kuota peserta yang dipatok oleh panitia, 100 peserta.

“Namun satu hari Poster Pengumuman dishare di berbagai media sosial, langsung disambut dengan suka cita. Jumlah peserta sehari kemarin, sudah tembus angka 50 peserta. Mereka kebanyakan tidak hanya yang tinggal di Banyuwangi, tetapi Banyak mahasiswa Banyuwangi yang kuliah di Jember dan Surabaya,” ujar Nur Hilipah, panitia yang penerima pendaftaran lewat Whatsapp.