Geliat Pemuda Using Menjaga Eksistensi Bahasa Daerahnya

0
PEDULI BAHASA DAERAH: Baju Hitam, Moch Syaiful. Novelis Using, Batik: Hasan Basri (Wakil Ketua DKB) dan Dr. Danang Tandyonomanu, S.Sos, M. Si (Kepala Prodi Ilmu Komunikasi) Unesa.

BANYUWANGI-Kadenews: Keluarga Pelajar Mahasiswa Banyuwangi di Surabaya (KPMBS), PAC IPNU Rogojampi, serta Karang Taruna Desa Gintangan, menggelar acara “Basa Using Sedinoan” (Bahasa Using Sehari-hari), sebagai bentuk keprihatinan atas menurunnya minat anak muda terhadap Bahasa asli Nenek Moyangnya.

Acara yang berlangsung di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi itu, mengundang Hasan Basri, Wakil Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) dan Moch. Syaiful, penulis Novel Berbahasa Using, Agul-agul Belambangan.

“Saya prihatin, para pemuda teman-teman saya sudah jarang yang menggunakan Bahasa Using sebagai alat komunikasi sehari-hari. Padahal mereka sendiri masih tinggal di daerah yang sehari-hari menggunakan Bahasa Using, orang tuanya dan sanak saudaranya juga menggunakan Bahasa Using”, ungkap Malik, Mahasa Fakulta Ilmu Komunikasi Unesa, usai menggelar acara (23/12/2017) lalu.

Keprihatinan tersebut tidak ada atas minimnya minat generasi muda terhadap Bahasa Using, tetapi juga kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terhadap pelestarian Bahasa Using yang sempat diajarkan di Sekolah saat Eran Bupati Ratna Ani Lestari dan dirintis sejak Bupati Almarhum Samsul Hadi. Sekarang tidak ada kewajiban sekolah mengajarkan Basa Using, meski sudah ada Perda No. 5 Tahun 2007, sudah meliki Kamus Using – Indonesia, sudah memiliki Tata Bahasa dan bahan bacaan.

“Pemkab Banyuwangi sudah banyak mengesplorasi Seni-Budaya orang Using, namun abai terhadap pelestarian Bahasa Using. Padahal semua seni-budaya Using yang diagung-agungkan, semuanya menggunakan Bahasa Using sebagai pengantar dan tembang-tembangnya”, tambah Umam, salah satu aktivis Pemuda pelestari Bahasa Using.

KREATIF: Mahasiswa penggagas dan pendukung acara “Bahasa Using Sedinoan

Hasan Basri, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Banyuwangi yang juga Wakil DKB, menjelaskan kepada anak-anak muda Using, bagaimana proses Using yang sebelumnya disebut dialeh Bahasa Jawa, akhirnya diakui oleh kalangan Linguis (Pakar Bahasa) sebagai bahasa tersendiri. “Proses ini memerlukan waktu panjang dan melehakan, hingga akhirnya diajarkan di sekolah-sekolah. Makanya, jika kalian semua peduli terhadap keberadaan Bahasa Using, lakukan penelitian di sini jika di sini” ajak Hasan Basri.

Sementara itu, Moch. Syaiful seniman serba bisa dan penulis Novel “Agul-Agul Belambangan” ini menjelaskan, bahwa sastra Using itu tidak hanya karya sastra yang ditulis menggunakan Bahasa Using, namun juga menggunakan Bahasa Ungkas khas Using.

“Ini yang kadang tidak disadari oleh penulis, karena mereka beranggappan jika karya ditulis dengan bahasa Using, pasti sastra Using. Padahal roh keusingannya tidak nampak dan tidak terasa, karena tidak menggunakan bahasa ungkas khas Using. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang Using yang faham Bahasa Using”, kata Syaiful yang novelnya mendapatkan Penghargaan Rancange, penghargaan tertinggi Bahasa dan Sastra Daerah yang diberikan oleh Yayasan Ajip Rosyidi, Bandung.

Para peserta mengaku senang dengan kegiatan yang berlangsung di desa ini, karena mereka merasakan nuasa lain dibanding kegiatan yang selama ini digelar Pemkab Banyuwangi secara besar-besar. “Saya mereka nuansa keusingannya lebih terasa di sini, banding kegiatan yang digelar di Kota Banyuwangi. Apalagi kegiatan ini dilakukan anak muda secara swadaya, tidak menggunakan dana APBD sepeserpun seperti yang dihelat oleh Pemkab banyuwangi”, tegas Abdul Malik, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unesa Surabaya.

Setelah mendengarkan uraian panjang lebih tentang Bahasa dan Sastra Using dari Pembicara, para peserta yang kebanyakan mahasiswa ini mengaku terpacu semangatknya untuk melestarikan Bahasa Using. “Saya punya keinginan untuk melakukan penelitian Bahasa Using, serti seni-budaya Using. Ini adalah wujud saya dan teman-teman lainnya, untuk ikut serta melstarikan seni-budaya dan Bahas aUsing”, pungkas salah satu peserta, Alie Murdani. (has/ian)