Yayasan Batik Indonesia Kunjungi Sentra Pasar Batik Pamekasan

0
KUNJUNGAN: Drs Budi Irianto Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pembangunan saat memberikan sambutan. (Foto: bw/kadenews.com)

PAMEKASAN-kadenews.com: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, menerima kunjungan Ketua Yayasan Batik Indonesia dan rombongan di area Pasar 17 Agustus yang merupakan sentra pasar batik tulis Pamekasan.  Kamis (5/4/2018).

Rombongan diterima Wakil Bupati (wabup) Pamekasan yang diwakili staf ahli Bidang Keuangan dan Pembangunan, Budi Irianto yang didampingi Hj. Raudatul Jannah Halil istri Wabup.

Dalam sambutannya, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pembangunan mengucapkan selamat datang kepada para tokoh nasional dan rombongan yayasan batik Indonesia.

“Diterimanya rombongan yayasan batik Indonesia di pasar rakyat tersebut tidak lain agar para tamu pecinta batik bisa dapat bersentuhan secara langsung dengan para pedagang batik di Kabupaten Pamekasan,” katanya.

Kehadiran rombongan para tokoh nasional yang tergabung dalam yayasan batik Indonesia di Kabupaten Pamekasan agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Serta semangat para perajin dan pedagang batik untuk terus berkarya dan berproduksi sehingga batik tulis dapat berkembang dan berkualitas.

Menurut Budi Irianto yang membacakan sambutan Wabup Pamekasan, mengatakan bahwa industri batik Pamekasan tersebar di 13 kecamatan yang ada dengan 18 sentra dan 764 usaha dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 5 ribu orang.

“Oleh karena itu, potensi industri batik tulis yang sangat besar ini, maka pada 24 Juni 2009 Gubernur Jawa Timur mencanangkan Pamekasan sebagai kabupaten batik dengan ditandai dengan super batik seribu perempuan membatik pada kain sepanjang 1.530 meter dan masuk rekor Muri,” ujarnya.

Mengakhiri sambutannya, Budi berharap adanya dukungan dan kerjasama yang berkelanjutan dari Yayasan Batik Indonesia untuk membuka akses gang seluas-luasnya bagi pemasaran batik tulis Kabupaten Pamekasan.

“Saya berharap, agar sektor ini dapat terus berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktifitas kerajinan Indonesia khususnya di kawasan Madura,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Batik Indonesia  Jutin Ginanjar Kartasasmita mengatakan, jika kunjungannya kali ini untuk mengetahui secara langsung perkembangan batik di Pamekasan guna pengembangan dan pelestarian batik di seluruh Indonesia.

“Dengan diakuinya batik oleh Unesco sebagai warisan budaya tak benda, maka pertumbuhan batik Indonesia sangat pesat. Sementara itu proses batik yang kami akui itu ada 3, di antaranya batik tulis, cap serta kombinasi batik tulis dan cap,” jelasnya.

Ia berharap pemkab bisa mengembangkan potensi batik yang ada, supaya terus berkembang dan dapat mengharumkan nama di Indonesia. (bw/01)