Hindari Bad News is a Good News  di Era Milenial

0
GAYENG: Jurnalisme Digital dan Fotografi yang diselenggarakan oleh paguyuban Sengker Kuwung Belambangan di Cafe Osing Deles Banyuwangi, Senin (26/3/2018).

BANYUWANGI-kadenews.com: Kiat menghindari “bad news is a good news”  di era milenial. Salah satu tipsnya menurut Pemimpin Redaksi (pemred) National Geographic Indonesia Didi Kasim,  harus menyajika berita sesuai fakta. “Kita harus setia dengan fakta. Asal kita tetap menyajikan fakta,  kita aman,” ujarnya.

Pertanyaan tersebut mengemuka pada acara Gesah tentang Jurnalisme.

Jurnalisme Digital dan Fotografi yang diselenggarakan oleh paguyuban Sengker Kuwung Belambangan di cafe Osing Deles Banyuwangi, Senin (26/3/2018).

Tribun.com memang pembaca lebih sering mengamati yang jelek tetapi mengesampingkan berita yang baik. “Sifat manusia memang begitu,” ujarnya.

PEMAPARAN NARASUMBER: Generasi milenial pun antusias mengikuti gesah tentang jurnalisme.

Setiao hari,  Tribun memosting sekitar 700 berita,  hanya sebagian kecil yang bernada miring.  Enam ratusan lebih berita positif,  tetapi tak satupun yang menelepon.  Tetapi begitu ada satu berita miring,  langsung ada yang telepon.

Di hadapan sekitar 100 orang yang kebanyakan generasi milenial,  Dahlan mengungkapkan saat ini pemberitaan dinilaindari banyaknya Like, Comment  dan Share, internet membuka segala kemungkinan untuk berkembang. Dia berharap generasi muda Banyuwangi untuk ikut mengembangkan daerahnya sendiri.

CINDERAMATA: Para narasumber mendapat oleh-oleh khas Osing.

Bahkan,  menurut Pemred Natgeo Indonesia,  Indonesia super kaya dalam hal materi yang bisa disajikan untuk dibahas. Masih banyak hal yang belum diliput oleh National Geographic. “Banyuwangi juga punya banyak kekayaan untuk diliput.” katanya.

Diskusi tentang jurnalisme dan fotografi ini merupakan salah satu agenda SKB yang diselenggarakan beberapa kali setiap tahunnya. Bulan Februari lalu SKB mengundang Dr.  Ganjar dari Badan Bahasa untuk pelatihan dasar menulis kamus. (has/01)