Bupati Jember Akan Lantik Tiga Direksi Baru Perusahaan Daerah Perkebunan Kahyangan

0
Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto

JEMBER-KADENEWS: Forum Pekerja Antar Kebun (FPAK) Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan menolak hasil seleksi  tiga direksi meliputi direktur utama(dirut), direktur priduksi (dirpro), dan direktur keuangan (dirkeu). Alasannya tiga direksi yang lolos diuji oleh panitia seleksi itu tak memiliki pengalaman di bidang perkebunan.

“Mereka tidak pernah ada pengalaman di sektor perkebunan”, ungkap Agus Duaji, Ketua FPAK, dalam narasi video yang beredar di medsos, Sabtu (2/10/2021)

Menurut Agus, pihaknya sudah berkirim surat ke Bupat Jember H Hendy Siswanto hingga tiga kali, tapi hingga Sabtu (2/10/2021) belum ada balasan.

Tak mendapat respon dari bupati, para karyawan yang tergabung di FPAK, mendatangi Pendopo Wahyawibawagraha untuk menemui  Bupati Hendy. Namun gagal karena bupati ada urusan keluar kota.

Gagal menemui bupati,  rombongan FPAK menuju DPRD Jember untuk mengadu seleksi direksi PDP Kahyangan. “Ini sangat penting dan mendesak, apalagi ada info kalau bupati akan segera melantik para direksi PDP,” ungkap Agus.

Bupati Hendy membenarkan informasi yang beredar tentang tiga nama direksi yang lolos seleksi yakni Sofyan Tsauri berlatar belakang Kapten atau nahkoda dari sebuah perusahaan pelayaran sebagai Direktur Utama, Ismail Haqqi mantan karyawan Pabrik Gula Semboro sebagai Direktur Produksi, dan Direktur Umum dan Keuangan akan dijabat oleh Lenny Puspita Sari.

Bupati Jember Hendy Siswanto  usai rapat paripurna di gedung DPRD menyampaikan, tiga nama Direksi PDP Kahyangan yang terpilih itu sudah melalui proses seleksi yang profesional.

” Tidak ada titipan siapapun, bisa dicek. Kalau terjadi sesuatu, atau tidak berhasil, ya mereka akan mengundurkan diri. Karena mereka sudah tanda tangan pakta integritas,” terang Bupati Jember Hendy, Kamis siang (30/9/2021).

Tentang keberatan beberapa pihak soal latar belakang Direktur Utama yang terkesan tidak memiliki pengalaman mengelola perusahaan perkebunan, Bupati Hendy menilai itu bukan masalah.

“Direktur Utama itu kan manajemen, itu bisa. Direktur itu manajerial, nah di bawahnya kan (ada) kabag-kabag (sebagai) tim ahli teknisnya untuk mengurus perkebunan,” katanya.

Untuk diketahui, PDP Kahyangan sejak Dirut Hariyanto habis masa jabatannya pada 1 Februari 2021 belum memiliki direksi perusahaan yang definitif.

“Pansel sudah menyerahkan hasilnya pada kami. Ada 18 kandidat, terpilih tiga orang. Ada pakta integritas, jika mereka tidak berhasil, mereka sudah menulis untuk mengundurkan diri tanpa melakukan syarat apapun,” tandasnya.

Ditanya tentang kemungkinan adanya demo penolakan dari kelompok buruh seperti sebelumnya, Bupati Hendy berharap agar mereka khusnudhon dulu.

“Saya kira kita harus khusnudhon dulu, berprasangka baik dulu. Kita lihat kerja mereka seperti apa, kita uji bersama. Kita bersepakat ketika para direksi tidak berhasil, maka mereka bersedia mengundurkan diri dan kita cari direksi baru lagi,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi PDP Kahyangan sekarang masih susah dan butuh sosok direksi baru untuk membenahi baik produksi kebun agar menguntungkan dan bisa menyumbang pendapatan asli daerah serta mengatur regulasi internal tenaga kerja.

“Yang jelas Pansel menentukan kandidat direksi sangat kualified, ada yang dari perguruan tinggi, ada profesor, ada doktor, ada dari Pemkab dan Provinsi Jatim, ada juga dari kepolisian dan kejaksaan,” pungkasnya.

Sebelum Bupati Hendy dilantik, yakni saat Bupati Jember dijabat oleh Plh Bupati Hadi Sulistiyo, untuk bisa mengakhiri kegaduhan di internal BUMD, Plh Bupati Jember Hadi Sulistyo terpaksa harus menerbitkan surat keputusan untuk memperpanjang jabatan Hariyanto sebagai Dirut PDP Kahyangan Jember, selama enam bulan .

Sebelumnya, keputusan Bupati Faida di hari-hari terakhir masa jabatannya yang menunjuk Dirut PDAM dan Plt Dirut PDP Kahyangan berbuntut protes. (wk/ian)