Pesan Terakhir Gus Im untuk Khofifah

0
SELAMAT JALAN : Jenazah Gus Im dibawa ke pemakaman di Ponpes Mamba'ul Ma'arif, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8/2020) sekitar pukul 20.00 WIB.

JAKARTA-KADENEWS.COM: Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, KH Hasyim Wahid, adik bungsu Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid (Gus Dur) berpulang pada Sabtu (1/8/2020) pukul 04.18 WIB.

Kabar meninggalnya Mutasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2020 yang akrab disapa Gus Im disampaikan pengurus PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi.

“Beliau meninggal subuh karena komplikasi ginjal yang cukup lama,” Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi.

ALMARHUM: KH Hasyim Wahid alias Gus Im (Foto: ist)

Jenazah Gus Im dimakamkan di Ponpes Mamba’ul Ma’arif, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8/2020) sekitar pukul 20.00 WIB.

Sebelumnya, jenazah disalatkan di Masjid Jami’ Ponpes Mamba’ul Ma’arif yang dipimpin Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar. Tampak keluarga Ponpes Mamba’ul mengikuti salat tersebut di antaranya Muhaimin Iskandar, dan kakaknya, Halim Iskandar.

Kakak kandung almarhum, Lily Wahid mewakili keluarga memberikan sambutan di prosesi pemakaman Gus Im. “Dari keluarga Denanyar dan Jakarta, saya ucapkan terima kasih dan minta maaf. Maaf bila almarhum ada salah dan khilaf,” ujarnya.

Peduli Covid-19

Gus Im dimakamkan di sebelah makam sepupunya, KH Abdul Wahid Aziz Bisri. Semasa hidupnya, Gus Im mempunyai ikatan emosional dengan Kiai Wahid Azis karena mereka pernah tinggal bersama di Jakarta.

Pejabat yang hadir dalam pemakaman jenazah Gus Im di antaranya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jombang Mundjidah Wahab.
“Beliau tokoh yang lebih memilih melakukan pencerdasan pada orang yang beliau pilih. Beliau lebih senang di balik layar,” ujar Khofifah.

Menurut Khofifah saat kondisi kesehatannya menurun, Gus Im masih peduli terhadap pandemi Covid-19. “Pesan agar saya berusaha cari obat dan vaksin Covid-19 dengan standart scientific,” katanya.

Staf Ahli BPPN

Gus Im lahir di Jakarta pada 30 Oktober 1953, beliau merupakan anak bungsu enam bersaudara dari pasangan KH Abdul Wahid Hasyim dengan Nyai Solicha.

Gus Im ini pernah menjadi staf ahlim Badan Penyehatan Bank Nasional (BPPN) mulai 1 Desember 1999 – 2001.
Alumus Fakultas Psikologi dan Ekonomi UI serta Teknik Kimia ITB Ini BPPN bertugas membangun hubungan dengan para debitor menunggak. Mereka kebanyak siap dipenjara asalkan tidak bayar hutang. “Saya disuruh meyakinkan para debitor agar tak menempuh cara itu (dipenjara, red),” jelasnya.

Akhirnya, Gus Im memberi kesempatan kepada para debitor bekerja agar bis membayar utang kepada negara. “Sebagian cash dan sisanya dibayar dengan asset,” ujarnya.

Pergaulannya cukup luas, Gus Im ini dekat dengan berbagai kalangan, mulai dari petinggi militer, aktivis LSM, hingga mahasiswa.

Di keluarga Gus Dur selera musiknya memang tinggi, tak terkecuali Gus Im. Almarhum menyukai mulai dari musik Metallica, Guns ‘N’ Roses, Beethoven, Johan Sebastian Bach, hingga Amadeus Mozart. (bbs/ian)