Oleh : A. Bajuri *)
CORONA memang telah merata. Virus itu telah menyebar ke mana-mana. Wajar bila WHO meningkatkan status wabah Corona sebagai pandemi. Terbukti tak ada pembicaraan yg lebih menarik daripada Corona. Tak hanya di kota besar, bahkan di kota-kota kecil dan desa-desa pun semua orang membahasnya.
Tiap hari, nyaris seperti ada seminar dan diskusi Corona di semua tempat. Di warkop, restoran, kafe, kantor, tempat umum, bahkan di tempat ibadah, masjid, mushalla, gereja dan lain2. Apalagi media cetak, elektronik, dan media sosial, semua berlomba memberitakan info terbaru dan posting tentang Corona.
Apa efeknya? Kini banyak orang terjangkit gangguan jiwa. Ketakutan yg berlebihan, panik, cemas, gelisah dan malas bekerja. Ada yang tiap hari kerjanya hanya mencari info tentang Corona. Copas (copy paste) sana, copas sini, lalu like & share. Mulai bangun tidur sampai malam menjelang tidur lagi, terus menerus membagikan info Corona.
Tahukah Anda, bahwa ketakutan yg berlebihan itu secara medis akan menurunkan imunitas (kekebalan tubuh)?
Seperti dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian mengungkap bukti bahwa sering terpapar emosi negatif dapat berdampak penting pada fungsi sistem kekebalan tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh para spesialis dari Pennsylvania State University di State College telah menemukan bahwa suasana hati yang negatif dapat mengubah cara fungsi respon imun dan dikaitkan dengan peningkatan risiko peradangan yang diperburuk.
Dan tahukah Anda, bahwa ketakutan yg berlebihan itu menurut Islam dikarenakan gangguan setan?
Dengan adanya wabah Corona, bisa jadi setan juga ikut mengembuskan rasa takut, cemas dan panik berlebihan kepada manusia. Targetnya, agar orang tersebut yakin bahwa Corona adalah makhluk super kuat yg bisa membinasakannya.
Selain itu, setan mempengaruhi manusia agar meragukan kekuasaan Allah, meragukan takdir Allah, dan puncaknya agar mereka lebih takut kepada korona dibanding kepada Allah.
Bukti adanya pengaruh setan itu tersirat dalam Alquran Surat Ali Imran.
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Imran: 175).
Dalam ilmu tauhid, ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu selain Allah itu disebut musyrik khofi (samar). Meski demikian, efeknya tidak baik. Karena orang tersebut menjadi malas berdoa, dan tidak memohon pertolongan Allah.
Mereka lebih banyak mengandalkan akal pikiran dan ilmu kesehatan saja. Bagi mereka, hidup mati dirinya ditentukan oleh ditemukan atau tidaknya obat penawar Corona. Naudzubillah.
Lalu, dalam kondisi seperti ini, bagaimana kita harus bersikap? Ada tiga cara agar kita tidak terjerumus dalam kemusyrikan dan ketakutan berlebihan yg dibisikkan setan, yaitu:
1. WASPADA CORONA
Yaitu hidup bersih, hidup sehat, hidup relegius. Dukung “Social Distancing“, hindari kerumuman dan tingkatkan ibadah, banyak istighfar, bersholawat dan berdoa sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW.
Tiap pagi dan sore, Rasulullah menganjurkan kita membaca doa:
Bismillahil ladzi layadurru maasmihi syai-un fil ardi wala fissama-i wahuwas sami-ul alim
2. STOP INFO CORONA
Yaitu tidak membaca lagi informasi-informasi yang negatif dan menakutkan tentang Corona. Harus konsisten untuk tidak membahas, memposting, mencopas dan mencari-cari info tentang Corona. Info yang masuk selama ini sudah dianggap cukup. Biarlah kita serahkan kepada ahlinya yang terus mendalaminya.
3. YAKIN AKAN BERAKHIR
Yaitu meyakini bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya, termasuk kepada makhluk bernama Corona. Bila sudah selesai misinya, Allah pasti akan menariknya dan mengakhiri ujian ini. Karena seorang muslim harus yakin, bahwa wabah ini adalah atas izin dan takdir Allah.
Intinya, kita tetap harus waspada terhadap Corona, tapi kita tidak boleh takut berlebihan. Karena semuanya adalah atas kehendak Allah. Waspada Okey, tapi Takut No Way
Semoga kita semua menjadi manusia yang sabar, tidak takut berlebihan tapi tetap waspada dan hati-hati. Amin.
Surabaya, 24 Maret 2020
*) Pengamat Sosial Keagamaan