Khofifah Peduli Seni-Budaya Jawa Dialog Langit Saat Kunjungi Sasana Budaya Ngesthi Laras

Oleh: Wawan Susetya

0
TEMUI SENIMAN:Cagub Khofifah (tiga dari kiri) didampingi Wawan Susetya, Kades Suyahman dan Ki Sudjinal.

TULUNGAGUNG-kadenews.com: Di sela-sela safari lawatannya ke Kota Marmer Tulungagung Minggu (22/4) yang cukup padat, Calon Gubernur (Cagub)Jatim Khofifah Indar Parawansa bersilaturahmi ke Sasana Budaya Ngesthi Laras di Desa Tanggung, Campurdarat yang dikomandani Handaka, S.Sos.

Khofifah yang menaiki mobil Toyota Alphard bersama rombongan kecil dengan 3 buah mobil termasuk kru tv dan wartawan datang sekitar jam 20.30 WIB disambut keluarga besar Ki Sudjinal selaku sesepuh Sanggar dan Kades Tanggung, Suyahman.

Sebelumnya, Khofifah melakukan silaturahmi dengan KH Hadi Muhammad Mahfudz, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah Mlaten, Kauman, Tulungagung. Lalu dilanjutkan berkunjung dan berdialog dengan pemilik bordir di Dusun Bonduren, Desa Kates, Kec. Kauman.

Setelah itu berdialog dengan relawan di Posko Pemenangan Khofifah-Emil di Jl. Soetomo Tulungagung diteruskan menghadiri peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad Saw di Pesantren Miftahul Ulum pimpinan Drs. KH. Asmungi Zaini, M.Si di Bandung.

Kedatangan Khofifah bersama rombongan disuguhi hidangan Gendhing Ketawang Tarupala oleh para waranggana (pengrawit dan pesindhen) yang tergabung dalam Sasana Budaya Ngesthi Laras”. Kemudian Handaka selaku pangarsa (pimpinan) mengapresiasi mengenai Gendhing Ketawang Tarupala.

“Gendhing Ketawang Tarupala ini maknanya buah-buahan dari langit. Atau identik pula dengan buah-buahan dari surga. Semoga Ibu Khofifah dapat ngundhuh (memanen) woh-wohan (buah-buahan) dari langit itu,” ujar Handaka yang sarat dengan muatan simbolis-filosofis.

Handaka juga menuturkan, Mendiang Ibu Ratu Gayatri dari Kerajaan Majapahit atau yang dikenal memiliki gelar Pradjna Paramitha (Dewi simbol Ilmu Pengetahuan) diabukan di Candi Gayatri di Desa/Kecamatan Boyolangu tak jauh dari sini.

Sementara itu Ki Sudjinal, Sesepuh Sasana Budaya Ngesthi Laras memberikan ular-ular (nasihat) mengenai Tembang Emplek-Emplek Ketepu yang syairnya: Plek-emplek ketemu; wong lanang goleka kayu; lamun golek aja dha menek; lamun menek aja dha mencit; lamun mencit aja dha tiba; lamun tiba aja nganti lara; lamun lara aja nganti mati.
Terjemah bebasnya; Plek-emplek ketepu; laki-laki carilah kayu; kalau cari jangan memanjat; kalau memanjat jangan tinggi-tinggi; kalau tinggi jangan sampai jatuh; kalau jatuh jangan sampai sakit; kalau sakit jangan sampai mati.

Itulah nasihat orang kecil yang bermakna mendalam. Mengapa dikatakan orang kecil, lantaran Emplek-emplek Ketepu adalah makanan ringan atau semacam jajanan dari ketela yang sering dijumpai di desa pada zaman dahulu.

Meski demikian, makanan yang hanya untuk mengganjal perut bagi masyarakat pedesaan itu memiliki makna yang cukup mendalam. Makna tembang tersebut tak lain mengingatkan kepada kita semua, terutama Ibu Khofifah, agar tidak terlalu ngaya (memaksakan diri) dalam menjalankan kampanye sebagai calon gubernur Jatim seperti sekarang.

Lebih dari itu, tentu semuanya hendaknya diiringi dengan ikhtiar dan doa seraya bersandar pada kehendak Allah SWT, ” tutur Ki Sudjinal yang didengarkan secara seksama oleh Ibu Khofifah.

Nasihat tersebut diungkapkan oleh Ki Sudjinal sebagai rambu-rambu mengingat dewasa ini banyak pejabat yang sudah kebablasen. Hal itu terbukti dengan maraknya tindak praktik korupsi yang menggerogoti uang negara. Dan, harapannya Ibu Khofifah terhindar dari praktik korupsi seperti itu.

Mengingatkan Area Dakwah Wali Sanga
ketika didaulat untuk nembang (menyanyi dalam lagu Jawa) dengan diiringi gamelan, cagub Khofifah hanya menggeleng sambil tersenyum. Rupanya Ibu Khofifah teringat dengan makna Gendhing Tarupala yang artinya buah-buahan dari langit, sehingga dia pun nyeletuk minta Tembang Yen Ing Tawang Ana Lintang.

Lagu atau tembang itu juga berkenaan dengan langit; Yen Ing Tawang Ana Lintang (Kalau Di Langit/Angkasa Ada Bintang).

Dalam Pilkada Jatim 2018, pasangan cagub Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak mendapatkan nomor urut 1. Sayangnya dalam kesempatan itu, cawagub (calon wakil gubernur cawagub) yang juga Bupati Trenggalek, Emil Dardak tidak dapat mendampingi Ibu Khofifah lantaran ada acara di Jombang.

Dalam kesempatan itu, cagub Khofifah Indar Parawansa menyatakan ingin melihat lebih dekat dan mengakrabkan diri dengan kehidupan para seniman krawitan (waranggana, pengrawit) dan para pesindhen yang tergabung dalam Sasana Budaya Ngesthi Laras di Desa Tanggung, Campurdarat. Ibaratnya tak kenal, maka tak sayang.

“Saya bersilaturahmi kepada panjenengan semua sekaligus mohon doa restunya,” tutur Ibu Khofifah yang langsung di-amin-kan oleh para seniman.

Tak lupa, cagub Khofifah memberikan apresiasi luar biasa kepada para waranggana yang terdiri dari para pengrawit atau niyaga dan para pesindhen yang tergabung dalam Sasana Budaya Ngesthi Laras di Tanggung, Kec. Campurdarat yang tahun lalu (tahun 2017) mendapatkan bantuan seperangkat gamelan gangsa atau perunggu dari Kemendikbud RI.

Didampingi penulis buku Wawan Susetya yang notabene anak pertama Ki Sudjinal, dalam kesempatan itu Ibu Khofifah memberikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pengrawit dan para pesindhen yang hidupnya didedikasikan untuk pelestarian budaya bangsa.

“Tadi baru saja saya ditanya oleh wartawan, Ibu kalau jadi Gubernur, apa gak ingin bikin sekolah dhalang? Saya bilang, kalau itu saya tidak bisa masuk di kelas. Justru saya ingin masuk langsung dengan para seniman-seniman seperti ini, ujar Khofifah dalam sambutannya sembari berharap dapat menyambung dengan para seniman krawitan dan dhalang secara langsung.

Khofifah menandaskan, apa yang para seniman lakukan, kalau itu diniatkan seperti Wali Sanga yang berdakwah melalui gamelan-gamelannya, melalui wayang-wayangnya dan tembang-tembangnya itulah area dakwah yang mulia dengan mengajak kebaikan kebaikan kebaikan kepada masyarakat.

Jadi kalau para seniman, para pengrawit dan para pesindhen memiliki niat seperti dakwahnya para Wali Sanga tentu akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.

Menanggapi permintaan dari komunitas Sanggar Seni Ngesti Laras supaya kalau Ibu Khofifah kelak jadi Gubernur Jatim tetap mau berkunjung dan memperhatikan kehidupan seni-budaya, dia menjawab,  insyaallah. “Saya akan datang ke sini lagi. Kan ada Mas Wawan,” ujarnya.

Usai acara dialog bersama komunitas Sasana Budaya Ngesthi Laras, cagub Khofifah melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Bandung untuk memberikan mauidhah hasanah dalam pengajian Isra Miraj Nabi Muhammad Saw di Pesantren Miftahul Ulum pimpinan Drs. KH. Asmungi Zaini, M.Si. (*/ian)