Peluang dan Keketatan ITS pada SBMPTN 2018

0
HIJAU: Kampus ITS yang luas dan megah tampak dari atas.

SURABAYA-kadenews.com: Tinggal 12 Hari lagi pendaftaran SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2018 akan ditutup. Para calon peserta harus mempersiapkan diri sebaik mungkin terlebih pemilih kampus pahlawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Dr Eng Siti Machmudah ST M Eng, anggota tim penerimaan mahasiswa baru ITS, mengatakan pada SBMPTN kali ini para peserta harus memilih jurusan sesuai kemampuan dan minat tentu dengan melihat tingkat persaingannya juga. “Semakin banyak peminat suatu prodi, maka semakin besar persaingannya,” ujarnya.

Lanjutnya ia memberikan tips strategi dalam memilih jurusan pada SBMPTN tahun ini. “Setidaknya pada pilihan pertama adalah jurusan atau program studi yang ia minati kemudian pada pilihan kedua memilih program studi yang lebih sedikit peminatnya serta skor SBMPTN tidak terlalu tinggi,” ujar wanita yang menyelesaikan pendidikan S3 nya di Kumamoto University.

Dr Eng Siti Machmudah ST M Eng, anggota tim penerimaan mahasiswa baru ITS.

Machmudah mengatakan bahwa tahun lalu peminat SBMPTN ITS mencapai hingga 31.282. “Dari 31.282 peserta SBMPTN peminat ITS, hanya 1.366 peserta yang diterima. Ini menandakan semakin ketatnya persaingan di kampus teknologi ini dalam memperebutkan bangku perkuliahan,” ujar wanita yang menjabat sebagai dosen Teknik Kimia ITS ini.

Untuk masalah Passing Grade, Machmudah menjelaskan, perguruan tinggi negeri tidak bisa menentukan passing grade. “Passing grade dihitung berdasarkan nilai serta jumlah keseluruhan pendaftar SBMPTN pada jurusan tersebut,” sambungnya.

Daya tampung setiap jurusan pada kampus ini berbeda-beda. Daya tampung yang sedikit dan jumlah peminat yang sangat banyak menyebabkan tingkat keketatan sebuah jurusan sangatlah tinggi. “Pada SBMPTN tahun 2017 lalu, misalnya, Arsitektur menjadi jurusan paling ketat hingga mencapai 2.5% keketatan. Itu artinya dari 100 orang pendaftar dan yang diterima hanya 2,5 orang,” ujar wanita yang juga menjabat sebagai kasubdit penerimaan mahasiswa baru dan pengelolaan kuliah bersama.

Untuk jurusan yang memiliki keketatan rendah, diantaranya Fisika. “Pada SBMPTN tahun 2017 lalu, Jurusan Fisika memiliki tingkat keketatan sebesar 10,9%. Ini artinya setiap 100 orang pendaftar yang diterima hanya 10,9 pendaftar,” sambungnya.

Machmudah menambahkan bahwa tahun 2017 nilai SBMPTN tertinggi didapat oleh mahasiswa teknik elektro. “Untuk tahun 2017, mahasiswa teknik elektro yang mendapatkan nilai tertinggi SBMPTN di ITS,” lanjutnya.

Machmudah juga mengatakan, seperti pada tahun-tahun sebelumnya kampus Pahlawan menjadi tempat pelaksanaan SBMPTN 2018. “ITS menjadi tempat melaksanakan SBMPTN untuk Panlok 50 Surabaya kelompok ujian Saintek”, pungkasnya. (qin/01)