Seratus Lebih Peserta Ikuti Green and Recycle Fashion Week

0
PAPARAN: Nanang saat memberikan pembekalan pada peserta. (Urip Limartono Aris/kadenews.com)  

BANYUWANGI–kadenews.com: Pelaksanaan Green and Recycle Fashion Week yang telah dilaksanakan kali ketiganya dalam agenda Banyuwangi Indonesia Festival, merupakan salah satu upaya Pemkab Banyuwangi untuk menanggulangi banyaknya sampah di wilayahnya.

Dengan pelaksanaan fashion daur ulang, maka paling tidak akan mengurangi jumlah sampah dengan memanfaatkannya untuk sebuah barang seni.

Pada pelaksanaan tahun ini, Green and Recycle Fashion Week dilaksanakan selama dua hari. Padsa 23 Maret 2018 akan dilaksanakan babak penyisihan. Dan 24 Maret 2018 dilaksanakan grand final.

“Pada babak penyisihan ini para peserta harus tampil di atas cat walk yang disiapkan di Kantor Dina Lingkungan Hidup (DLH). Pada babak penyisihan ini akan kami ambil 12 finalis dari masing-masing kategori untuk tampil di final yang akan dilaksanakan di Pantai Cacalan,” tutur salah seorang dewan juri, Nanang Inoransyah seusai memberikan pembekalan pada para peserta.

Ditambahkannya, animo peserta dari tahun ke tahun masih begitu tinggi. Hingga saat ini, dari lima kategori yang ada, sudah tercatat sekitar seratus lebih peserta.

“Banyuwangi perlu bangga dengan melaksanakan acara ini, sebab Banyuwangi merupakan kabupaten yang pertama yang melaksanakan acara seperti ini. Bahkan akhirnya banyak dicontoh oleh beberapa kabupaten lain,” tutur designer yang juga pimpinan Gabst Model Malang itu.

Nanag juga mengakatakan, karena lomba tersebut adalah green and recycle fashion, sehingga bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar bahan daur ulang. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan baru. Setidaknya 80 persen berupa sampah (bahan daur ulang) dan yang 20 persen bahan lain.

“Jadi kami akan benar-benar memperhatikan masalah bahan ini. Bahan harus benar-benar daur ulang, seperti bungkus makanan, detergen, kertas koran dan sebagainya. Kalau menggunakan kertas kado yang digunting-gunti ng, jelas tidak bisa. Ini bukan bahan daur ulang,” tandasnya.

Kriteria penilaian, menurut Nanang di antaranya oeisinalitas (keaslian ide, karya dan keunikan), kreativitas dan ketepatan (pengaplikasian pada design baju, konsep dan inovasi design), bahan yang digunakan diutamakan bahan bekas atau daur ulang dan bukan bahan baru, performance (penampilan) dan make up. (rip/har/01)