Unipa Surabaya Akan Dirikan Pojok Panji

0
NARASUMBER: Henri Nurcahyo saat memberikan paparan tentang keteladanan Cerita Panji. (Foto:has/kadenews.com)
SURABAYA-kadenews.com:   Luasnya kajian tentang Budaya Panji, membuat Rektor Universitas PGRI Adibudana, Surabaya, Drs. Djoko Adi Walujo, S.T., M.M., DBA, ingin mewujudkan keinginannya mambangun “Pojok Panji” di kampusnya. “Pojok Panji” tersebut akan menyimpan berbagai pustaka dan informasi tentang cerita Panji.

“Cerita Panji itu sejak zaman Majapahir sudah dikenal  di manca negara, bahkan sebelumnya tidak banyak yang tahu jika Cerita Panji berasal dari Kediri, Jawa Timur. Saya ingin ke depan, setiap para peneliti atau ingin tahu tentang Budaya Panji, lebih dulu singgah di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Jangan sampai kita yang ingin tentang Budaya Panji, justru datang ke luar negeri”, kata Djoko Adi Walujo, saat memberi kata sambutan pada Dialog Interaktif Budaya, dengan teman “Aspek Keteladanan pada Cerita Panji”, (Rabu, 14/02/2018)

Seminar yang menampilkan pembicara Prof. Dr. Henricus S, Guru Besar Unipa, Henri Nurcahyo, Aktivis Komunitas Peduli Budaya Panji dan Dr. Sunu Catur, pengajar Universitas PGRI Adi Buana Suarabaya mendapat respon antusias dari dosen, mahasiswa dan pemerhati Budaya Panji.

Sebelum seminar dimulai, para peserta ini juga diseguhi tayang animasi tentang cerita panji hasil karya anak bangsa.

“Sebetulnya, cerita Panji, Sejarah Panji dan realitas yang ada dalam cerita Panji. Bisa saling melengkapi. Tidak semua cerita panji itu fiksi, tetapi tidak semua ralitas dalam cerita panji itu sejarah. Bisa saja ada sejarahnya, kemudian dibikin ceritanya dan dikembangkan secara lisan. Mungkin juga dari tradisi lisan, kemudian dibukukan dalam bentuk tulisan”, ujar Sunu Catur yang pernah mengangkat Drama Tradisonal Janger Banyuwangi dalam Tesisnya.

Sementara itu, Henri Nurcahyo dari Komunitas Peduli Budaya Panji, menguraikan secara lengkap tentang Budaya Panji, mulai yang tersebar dalam berbagai relif candi, hingga manuskrip yang banyak ditemui di lembaga Pendidikan di Eropa.

“Dari beberapa hasil penelitian sarjana dari Eropa dan peneliti Indonesia, saya menemukan banyak hal yang bisa diteladi dari Budaya Panji ini. Selain masalah percintaan antara Dewi Sekar Taji dan Panji Asmarabangun, juga ada petualangan, kepahlawan dan sifat baik lainnya. Makanya perlu keterlibatan banyak pihak, untuk menjadi Cerita Panji ini sebagai bagian strategi kebudayaan ke depan”, ungkap Henri.

Sedangkan menurut Profesor Henricus yang sudah banyak berkeimpung di dalam penelitian dan penulisan cerita rayat, perlu adanya rekontruksi komunikasi dalam memhami Budaya Panji.

 

“Tidak mungkin dalam memaparkan cerita Panji, seperti yang pernah dilakukan almarhum Profesor. Dr. Suripan Sadi Hutomo, yang dengan kentrungan. Generasi zaman Now, akan lari meninggalkan itu. Saya menyarankan, ada upaya memahami dengan mengoptimalkan tekhnologi informasi. Sehingga generasi muda akan lebih muda mencerna, serta mau mendengarkan”, kata Pensiunan Dosen Unesa ini. (has/01)