Harus Ada Kerja Sama Sempurnakan Kamus Using

0
LESTARIKAN BAHASA DAERAH: Penerima hibah kamus Using, Antariksawan Jusuf (Ketua SKB), Andang Subahariyanto (Rektor Untag Banyuwangi). Ganjar Harimansyah (Badan Bahasa Kemedikbud) dan Wiwin Indiarti (Universitas PGRI Banyuwangi).

BANYUWANGI-kadenews.com: Kerja sama melibatkan semua potensi warga Banyuwangi yang cinta bahasa daerahnya, yaitu Using, adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan Kamus Using -Indonesia yang disusun almarhum Hasan Ali, menjadi Kamus Besar Bahasa Using dengan kosa kata yang terus diperbaharui.

NARASUMBER: Dr. Ganjar Harimansyah, Pakar Perkamusan Badan Bahasa Kemendikbud RI

“Kalau hanya ada sekitar 24 ribu kosa kata, padahal masih banyak yang belum dimasukan. Itu menjadi tugas dan kewajiban orang-orang Banyuwangi, terutama yang mengikuti Pelatihan Menyusun Kamus ini. Bekal ini sangat penting, agar yang Anda lakukan tepat sasaran”, ujar Dr. Ganjar Harimansyah dari Badan Bahasa Kemendikbud di hadapan peserta pelatihan Menyusun Kamus di Untag Banyuwangi.

Acara yang digagas Paguwuban Sengker Kuwung Belambangan (SKB) ini mendapat sambutan antusias dari para dosen, guru dan mahasiswa Banyuwangi. Bahkan Riska, seorang dosen dari Malang, sambil menggendong anaknya yang masih bayi rela menghadiri acara ini.

“Memang mata Kuliah Leksikografi baru diajarkan pada jenjang strara-2 dan Strata 3, itu pun hanya 3 SKS (Satuan Kredit Semester -Red). Jadi pelatihan ini sifatnya hanya pengantar, karena kalau memang secara khusus menekuni ilmu perkamusan harus butuh waktu lama”, tambah Ganjar yang disambut suka cita oleh para peserta.

Ganjar menambahkan, Kamus Oxford yang sangat terkenal itu, dikerjakan dengan cara menghimpun kosa kata dari para tahanan. Ratusan tahun yang lalu, para tahanan di Inggris diwajibkan mengumpulkan kosa kata kemudian dijadikan sumbangan menyusun kamus.

“Kalau Anda sekalian kelak menyusun Kamus Using, dengan pola kerja bareng-bareng semua potensi dan lapisan masyarakat. Saya yakin dalam waktu singkat Kamus Besar Bahasa Using yang lengkap akan terwujud.

Bahasa Using, sebagai bahasa daerah memang sangat perlu mendapatkan pengakuan politis dan akademis. Caranya salah satunnya dengan memperbanyak kosa kata dalam kamus, sekaligus sebagai pembeda dengan bahasa terdekat. Kemudian menyusun tata bahasa dan ejaan penulisan.

“Kalau itu memang sudah ada, ke depannya tetap harus disempurnakan. Ilmu bahasa itu dinamis, seperti yang saya lakukan di Badan Bahasa”, tegas Ganjar yang sering ‘blusukan’ di daerah-daerah Indonesia yang bahasa daerahnya nyaris punah.

Sementara itu, Ketua Paguyuban SKB, Antariksawan Jusuf mengaku senang, karena kegiatan yang digelar mendapat respon positif dari peserta dan warga Banyuwangi yang peduli terhadap Bahasa daerahnya. Bahkan putri almarhum Hasan Ali, penyusun Kamus Using – Indonesia, juga menyumbangkan Kamus cetak ulang itu kepada seluruh peserta pelatihan.

“SKB hanya menerima hibah ini, untuk disampaikan kepada peserta pelatihan Perpustakaan Untag dan Universitas PGRI Banyuwangi. Kepada Ibu Emilia Contessa, sebagai ahli waris dari almarhum Bapak Hasan Ali, SKB menghaturkan banyak terima kasih. Tanpa kepedulian dari warga Banyuwangi dan pemerhati seni budaya Using, SKB tidak akan bisa melakukan kegiatan seperti. Semua dilakukan secara swadaya, tanpa anggaran dari pemerintah”, tegas pria kelahiran Lateng Banyuwangi yang sekarang bekerja di TV-one Jakarta ini.

Bahkan Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subahariyanto secara khusus menyambut kegiatan pelatihan menyusun kamus ini. Menurut Andang, meski bukan orang Using asli, tetapi hati saya sangat Using. Saya ditugaskan ke Untag  Banyuwangi juga harus menghidupi dan membesarkan Banyuwangi.

“Saya punya obsesi,  dalam rangka menghidupi,  membesarkan masyrakat Banyuwangi, bagaimana Untag juga dicintai masyarakat sekitarnya. Using Banyuwangen,  ini eksotik,  menarik sekali.  Kalau sekarang Banyuwangi dikenal luas,  bukan tanpa alasan.  Sebenarnya bupati hanya marketingnya, brandingnya saja,  barangnya sudah ada dan memang sangat layak untuk dikenal”, tegas alumni Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya, Red) Universitas Jember ini. (has/01)