Jangan Harap Ada \’Pemandangan Segar\’ di Balapan Formula1 Mulai 2018

0

SURABAYA – kadenews.com: Keputusan penyelenggara Formula1 meniadakan grid girls pada musim balap tahun ini, menuai pro kontra, mulai dari pebalap, penonton, sampai mantan CEO Formula1. Sebagian ungkapan mereka bertebaran di media sosial, Twitter, Instagram dan Facebook.

Keberadaan grid girls atau model promosi sudah ada sejak musim balap 1960-an silam. Mereka direkrut untuk mempromosikan merek dari tim yang berkompetisi di kejuaraan itu. Biasanya mereka menggunakan atribut yang bergambar atau berlogo sebuah sponsor utama dari masing-masing tim. Tentu saja ini menjadi \’pemandangan segar\’ bagi para penonton.

Mereka ini rata-rata bekerja sebagai freelance meski ada pula yang direkrut penuh oleh tim. Mereka biasanya berusia sekitar 18-30 tahun. Hal yang sangat menarik perhatian dari mereka adalah selain cantik, pakaian yang mereka kenakan cukup ketat dengan logo-logo dari para sponsor dan tim balap yang mereka wakili.

Para gadis itu, biasanya berada di tengah lintasan, di garis start, tempat para pebalap duduk di atas mobilnya sebelum balapan dimulai. Tugas grid girls itu pun cukup ringan, mereka biasanya hanya memegang payung atau papan nama dan nomor pebalap. Terkadang, mereka juga terlibat obrolan ringan dengan pebalap.

Di akhir balapan, gadis-gadis cantik itu berbaris memenuhi koridor dan para pebalap berjalan melewati mereka untuk masuk podium. Bagi yang terpilih, beberapa di antaranya ditugaskan berdiri di atas podium, menemani para pebalap yang tengah merayakan kesuksesannya.

Tak jarang juga, saat selebrasi itu berlangsung ada saja kelakuan pebalap yang jail, kemudian menyemprotkan sampanye ke rambut atau baju mereka sampai basah-basahan.

Grid girls pada balapan Formula 1, itu ibarat ‘bumbu penyedap.’ Tanpa kehadiran mereka, tentu ada yang kurang. Karena selama bertahun-tahun, baik pebalap maupun penonton, tidak ada yang merasa terganggu dengan kehadiran gadis-gadis cantik berpakaian seksi itu. Apalagi buat para fotografer.

Namun pada akhir Januari lalu (31/1), penyelenggara Formula 1, yang sekarang dipegang Liberty Media, mengumumkan tidak lagi akan menggunakan grid girls pada musim balap 2018. Mereka menyebut, praktik menghadirkan para gadis cantik ini sudah merupakan bagian dari F1 yang sudah bertahun-tahun.

“Kami merasa sekarang kebiasaan itu tidak sesuai dengan nilai produk kami dan jelas bertentangan dengan norma kehidupan modern,” kata Direktur Operasi Komersial F1 Sean Bratches.

Tentu saja, keputusan tersebut memicu reaksi dari sejumlah penggemar Formula 1 di media sosial, pro dan kontra pun berseliweran bahkan Bernie Ecclestone mantan CEO Formula, juga ikut berkomentar dan mengungkapkan kekecewaannya pada keputusan tersebut.

Ecclestone mengecam keputusan menghilangkan grid girls yang mewarnai Formula 1. Menurutnya, para gadis itu adalah ‘bagian dari sebuah pertunjukan dan keberadaan mereka tidak menyinggung siapapun.

“Gadis-gadis ini adalah bagian dari pertunjukan. Fans Formula 1 menyukai glamour, para pebalap menyukai mereka. Gadis-gadis ini adalah bagian dari sebuah tontonan,” ujar Ecclestone Jumat (2/1/2018).

Di sisi lain, para gadis Formula 1 itu mengatakan, sangat sedih dengan keputusan tersebut. Mereka yang berprofesi sebagai grid girl selama bertahun-tahun, kini terpaksa harus kehilangan pekerjaan. Salah satuya adalah Lauren Jade Pope. Dia mengatakan menyukai pekerjaannya.

“Kami sekarang kehilangan pekerjaan. Saya sudah menjadi gadis payung selama delapan tahun dan tidak pernah merasa tidak enak. Saya senang dengan pekerjaan ini. Bila tidak, saya tidak akan melakukannya. Tidak ada yang memaksa saya melakukannya. Ini pilihan kami,” kata Lauren di akun Twitternya.

Meskipun banyak yang pro dan kontra, namun penyelenggara Formula 1 tetap keukeh pada keputusan mereka, balapan jet darat tahun ini, yang akan dimulai pada 25 Maret mendatang sudah pasti tidak akan menggunakan grid grils. Kita lihat saja! (dit/dbs)