50 Sumur Warga Tercemar Limbah, Polisi Turun Tangan

0
Kawasan PG Pesantren Baru

KEDIRI – kadenews.com: Sedikitnya 50 sumur air milik warga di RT 25, 26, dan 27 RW 5, Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, terdampak pencemaran limbah. Guna menindaklanjuti kasus ini, Polresta Kediri menerjunkan Unit Tindak Pidana Khusus (Pidsus) untuk menyelidikinya.

Unit Pidsus Polresta Kediri memeriksa air dari sumur warga yang tercemar, juga mengambil sampel air untuk di uji laboratoriumkan. Selain air sumur, petugas juga mengambil air limbah sisa hasil produksi yang merembes ke sungai, setelah dilakukan penutupan oleh warga.

“Informasi masyarakat air tercemar kita tindak lanjut. Sungainya sangatkeruh dan baunya menyengat. Apalagi yang dekat dengan obyek, airnya sangat kental. Warga sangat resah. Dan kita masih melakukan penyelidikan,” kata Kasat Reskrim Polresta Kediri, AKP Ridwan Sahara usai memeriksa air sumur warga, Kamis (1/2/2018).

Penyelidikan yang dilakukan Unit Pindus, kata mantan Kapolsek Ngadiluwih ini, adalah untuk mencari titik sumber. Diakuinya, di sekitar sumur yang tercemar adalah Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kota Kediri. Tetapi polisi belum bisa memastikan penyebab pencemaran dari limbah pabrik atau dari unsur di dalam tanah.

“Akan kita cari titik sumber. Disini ada pabrik. Apakah dari pabrik atau dari air tanah mengandung unsur itu. Untuk melakukan penyelidikan,” jelasnya.

Terkait air sumur yang tercemar berwarna kuning keruh dan berbau busuk, Ridwan mengimbau agar tidak dikonsumsi dulu. Sembari menunggu hasil uji laboratorium, untuk mengetahui kandungan di dalamnya.

Puluhan kepala keluarga (KK) di Kota Kediri mengalami krisis air bersih. Menyusul, sumur mereka tercemar limbah yang diduga berasal dari Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru.

Warga terdampak ini tinggal di Lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Mereka sudah tidak dapat mandi maupun mengkonsumsi dari air sumur selama dua minggu terakhir ini.

Air sumur berubah warna menjadi kuning dan keruh serta berbau busuk. Tak hanya sumur di permukiman warga saja, tetapi di tempat ibadah gereja juga tidak luput dari pencemaran ini.

Warga terpaksa membeli air mineral dari toko untuk konsumsi sehari-hari serta meminta air dari PDAM untuk keperluan mandi dan mencuci dari para tetangga. Pasalnya, air sumur yang berubah warna dan bau busuk tersebut berakibat gatal apabila mengenai kulit.(nal)