SNP Komunitas Penggemar Dangdut Tertib dan Solid

0
KOMPAK: Anggota SNP bersama Wagub Gus Ipul dan pengisi Acara di JX-International. (Foto: kadenews.com)

Reportase: Hansen Kadenews

SURABAYA-kadenews.com: Musik Dangdut kendati asli Indonesia, masih banyak orang yang alergi.  Bahkan enggan menerimanya, akibat pementasan dangdut mereka identikan dengan ‘tawuran’ dan ‘rusuh’ antar penonton.

Berangkat dari kenyataan itu, Komunitas  Fans  Group Musik Dandut New Palapa yang tergabung Saudara New Pallapa, atau SNP ingin mengikisnya dengan pentas dangdut santun dan acara-acara bakti sosial.

MEJENG BARENG: SNP bersama Gus Ipul (Wagub), KH Imam Khambali (Ponpes Al-Jihad) dan Topan pelawak, saat acara REUNI: Temu Kjangen Akbar ke-5 di JX-International. (Foto: Hansen/kadenews.com)

“Kami membuktikan itu, setiap pentas New Pallapa yang mendatangkan SNP sebagai wadah fans-nya, selalu aman dan bahkan membuat kagum para aparat kemanan. Kami sudah 5 tahun bisa membutikan, bahwa musik dangdut tidak identik dengan kericuhan. Damai, aman dan peaseduluran yang menjadi tumpuan kami berkumpul”, kata Suwiji, Koordinator yang dituakan dalam SNP seluruh Indonesia.

Sekarang anggota SNP mencapaI ratusan ribu orang, mereka tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan banyak juga yang berada di Luar Negeri, seperti Malaysia dan Brunai Darussalam.

“Kamu selalu berhubungan dengan mereka, melalui Fanspage Face Book. Juga lewat media sosial lainnya. Komunikasi itu, berkait dengan jadwal manggung New Pallapa. Serta aktifitas para anggota di belahan dunia”, ujar Fahmi yang juga pendiri SNP asal Gresik.

SOSIAL: Bantuan SNP untuk korban banjir Pacitan, yang diserahkan langsung oleh Korwil SNP Ponorogo. (Foto: Hansen/ kadenews.com)

SNP dibentuk pada tanggal 2 April 2011, oleh 7 orang dari Jawa Timur dan 4 orang dari Jawa Tengah. Mereka adalah Suwiji alias Astro, Fahmi dan Candra dari Jawa Timur, sedangkan Daniel, Sidik, Kus Anto, Agus dari Jawa Tengah..

“Awalnya kita bertuju sudah berteman di Facebook, karena sama-sama penggemar Group Dangdut New Pallapa asal Krian, Sidoarjo. Kemudian pertemuan dilanjut, dengan menginformasikan jadwal manggung New Pallapa. Berangkat dari itu, kemudian kita bentuk wadah yang sepakat diberi nama Saudara New Pallapa, dengan tagline – Sekali Saudara, selamanya Saudara-“, ujar Fahmi yang alumni Unesa ini.

Pengurus Komunitas SNP kebanayakan para pekerja, mereka meluangkan waktu saat libur kerja untuk menghadiri acarea New Pallapa. Baik di Jawa Timur, maupun di luar Jawa Timur.

“Kami biasanya patungan dengan teman-teman, untuk menyewa mobil besar Elf yang memuat banyak. Kami juga semua juga berbekal cukup, baik selama perjalanan maupun saat acara, termasuk akomudasinya. Semangat kami ada peraudaraan, sehingga masalah makan dan penginapan, sering dibantu anggota SNP di kota yang kita lewati. Mereka tau kita bergerak, karena membaca status kami di medsos”, kata Wiji yang akrab dipanggil Astro.

PEDULI SESAMA: Bantuan SNP untuk korban banjir di Gresik tahun 2013. (Foto:Hansen/kadenews.com)

Hubungan Komunitas SNP dengan Managemen New Pallapa, merupakan hubungan kekeluargaan. Anak-anak SNP menempatan Bunda Yuana sebagai Bos New Pallapa sebagai orang tua, semua kegiatan SNP dikomunikasikan ke Managemen New Pallapa.

“Awalnya, kami bersusah payah mengenalkan SNP ke pihak management. Namun sekarang sudah harmonis, bahkan saat New Pallapa mendapatkan job di suatu daerah yang belum pernah dikujungi, biasanya tanya ke kami. Koordinator wilayah kami ada hampir seluruh Indonesia, sehingga dengan mudah memtakan wilayah itu saat dibutuhkan management”, jelas Fahmi.

Media komunikasi anggota SNP semua lewat medsos, semua aktivitas mereka diunggap di medsos. Fanspage Facebook SAUDARA NEW PALLAPA, awalnya hanya 300 anggotanya. Namun sekarang sudah mencapai 100 ribu anggota yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan ada juga yang dari luar negeri.

“Melalui medsos ini, semua anggota bisa mendapat info tentang New Pallapa. Baik jadwal manggung maupun artis yang tampil pada pementasan itu. Mereka yang dekat dengan lokasi, langsung merepa rame-rame setelah ada informasi itu”, jelas Astro.

Setiap tahun SNP rutin menggelar hari ulang tahun, sekarang sudah memasuki tahun ke lima. Acara SNP ini selalu ditempatkan di Gedung, atau tertutup, untuk menjaga ketertiban dan tidak mudah disusupi kelompok yang bukang anggota. Mereka rela membayar hingga ratusan ribu, untuk menhadiri ulang tahun SNP.

“Kami tidak menarik tiket, tetapi kontribusi anggota diwujudkan dalam bentuk kaos seragam dan ID-card. Sehingga orang di luar sulit masuk, karena Kaos juga akan dibagikan menjelang acara”, tegas Astro.

Kegiatan sosial yang digelar SNP, dananya merupakan sisa dari kegiatan setiap tahun. Selain itu ada tambahan dana dari management, berupa dana yang didapat dari menyisihkan ‘saweran’ setiap manggung.

“Itu sudah menjadi tradisi kami, selalu memberikan santunan kepada Yatim Piatu saat acara ulang tahun. Bahkan kemarin, kami juga memberi bantuan kepada korban banjir di Pacitan dari dana sisa pementasan”, tambah Fahmi yang selalu mobil dari kota ke kota hanya urusan SNP dan New Pallapa ini.

Kendati setiap acara Temu Kangen berjalan aman dan lancar, tanpa huru-hara sebagaimana pentas dangdut. Namun SNP mengaku masih perlu meyakinkan kepada aparat keamaanan dari Jawa Timur yang sulit memberikan izin.

“Kalau di Jawa Tengah, aparat kemanan sudah tahu jika SNP menggelar acara. Mereka mengaku santai, karena dijamin aman. Namun untuk Jawa Timur sendiri, kami harus meyakinkan terus menerus untuk mendapat izin itu”, jelas Astro, Bapak dua Anak Karyawan sebuah perusahaan swasta di Mojokerto ini.

Acara Temu Kangen SNP, selain diwarnai acara sosial, juga ada acara siramin rohani sebelum pentas dangdut. SNP sengaja mengudang KH. Zahid Anwar, Tuban dan KH Imam Khambali, Surabaya. Dua Kyai kondang ini sudah dianggap sebagai orang tuanya SNP, karena mereka yang banyak mengapresiasi aktivitas SNP dan New Pallapa sendiri.

“Kami merasa disemangati oleh Kyai yang tidak mudah melontarkan kata haram dalam kegiatan bermusik. Bahkan Kyai Imam Khambali pernah mengundang New Pallapa saat Milad Ponpes Al-Jiad yang diasuhnya. Pemilik New Pallapa sempat keder, karena tidak punya kemampuan menyanyikan lagu Qosidah. Namun setelah diberi kebebasan tetap menyanyi lagu dangdut, dengan berpakain sopan. Akhirnya acara itu berlangsung dan sama enaknya”, pungkas Fahmi. (*)