Doa Mudah Rejeki di Malam Nisfu Sya’ban

0

Oleh: A. Bajuri

MALAM ini, Ahad (28/3/2021), adalah malam Nisfu Sya’ban atau malam Separo bulan Sya’ban. Para ulama meyakini, malam ini adalah malam penutupan dan awal catatan taqdir manusia selama setahun.

Oleh karena itu, sejak seminggu lalu, WA grup banyak ditemui tulisan-tulisan yang mengingatkan tentang amalan-amalan yang harus dilakukan.

Bukan hanya itu, bahkan ada yang mengajak untuk puasa 5 hari berturut-turut. Dimulai puasa sunnah hari Kamis, ditambah Yaumul Bidh tgl 13, 14, dan 15. Dilanjutkan puasa hari Senin.

Wow. Hebat semangatnya. Sampai ada seorang sahabat bertanya, bagaimana hukumnya puasa 5 hari itu? Apakah boleh? Bagaimana bacaan niatnya?

Belum sempat saya menjawabnya, sahabat yang lain bertanya lagi. Katanya, tahun 1442 ini, malam nisfu sya’ban berbeda 1 hari. Ada yg bilang Sabtu malam dan ada yg bilang Ahad malam. Mana yang benar?

Untuk pertanyaan soal hukum puasa sunnah, saya jawab: Lha, kalau sunnah, ya jangan ditanyakan lagi, bro he he. Nggak puasa, juga “rapopo” alias nggak ada dosa.

Kalo soal bacaan niat, juga gak perlu dihafalkan bahasa Arabnya. Cukup, niatkan dalam hati: Ya Allah, saya puasa sunnah, lillahi taala. Begitu saja sudah sah. Biarkan malaikat yang menulis, ini puasa Kamis, puasa yaumul bidh atau puasa nisfu Sya’ban.

Soal malam nisfu sya’ban yg berbeda,
Saya katakan: Semua benar. Yang penting hari Sabtu atau Ahad. Asal bukan Rabu atau Kamis he he. Tapi saya ikut Ahad saja. Karena saya yakin, Ahad malam.

Sampai di sini apakah sudah selesai? Ternyata belum. Masih ada yg bertanya, apa amalan yang paling baik di malam nisfu sya’ban? Apakah baca Yasin 3 kali dan doa khusus Nisfu Sya’ban itu sudah cukup? Bagaimana kalau tidak melakukan amalan itu?

Saya lebih tertarik pertanyaan terakhir. Karena jawabannya paling gampang: “sak kuatmu, bos“. Kalau ingin baca Yasin 7 kali, monggo. Kalau mau membaca 1 kali, juga silakan. Yang penting, jangan hanya bisa berkomentar, menanyakan hukum dan dalilnya, tapi malah tidak mengerjakan amalan apapun.

Mengapa demikian? Karena faktanya memang ada hadis Nabi Muhammad SAW membahas tentang amalan malam Nisfu Sya’ban. Oleh sebab itu, para ulama menganjurkan melakukan amalan sebagai berikut:

1. Puasa Nisfu Syaban
Dalam sebuah hadis HR Al-Bukhari, mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sering menunaikan puasa sunnah pada nisfu syaban dibandingkan bulan-bulan lainnya. Meski termasuk puasa sunnah, setiap umat muslim yang mengamalkannya akan mendapat pengampunan oleh Allah SWT.

2. Memperbanyak Doa
Anjuran untuk memperbanyak doa selama bulan ini tertuang dalam hadis riwayat Abu Bakar bahwa Rasulullah bersabda:
“(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

3. Membaca Syahadat
Dua kalimat syahadat adalah kalimat yang mulia. Kalimat tersebut baik dibaca kapan pun dan di mana pun, terutama ketika malam nisfu syaban.

Ulama Ahlussunnah Waljamaah di Makkah, Sayyid Muhammad bin Alawi Almaliki mengatakan:
“Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Syaban dan malam pertengahannya.”

4. Perbanyak Istighfar
Istighfar adalah salah satu cara untuk meminta ampunan kepada Allah SWT. Sebab, sebagai manusia tentu kita tak luput dari kesalahan dan dosa.
Oleh karena itu, memperbanyak istigfar diharapkan bisa diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT, terutama ketika malam nisfu syaban.

Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan, dan wabah corona dipulangkan.

Doa Nisfu Sya’ban
Para ulama telah membuat doa khusus Nisfu Sya’ban, walaupun sesungguhnya doa apapun tidak mengapa. Inilah doa yang biasa dibaca pada malam Nisfu Sya’ban. Biasanya, dimulai dengan membaca Yasin sekali atau tiga kali. Berikut doanya:

Allahumma ya dzal manni wa la yumannu ‘alaik, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in‘am, la ilaha illa anta zhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma’manal kha’ifin. Allahumma in kunta katabtani ‘indaka fi ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa hirmani waqtitara rizqi, waktubni ‘indaka sa‘idan marzuqan muwaffaqan lil khairat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal ‘ala lisani nabiyyikal mursal, “yamhullahu ma yasya’u wa yutsbitu, wa ‘indahu ummul kitab” wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallama, walhamdu lillahi rabbil ‘alamin.”

“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.

Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Semoga Allah segera memanggil kembali makhluk bernama corona, sehingga wabah pandemi covid-19 akan segera hilang. Semoga kesulitan akan berganti kemudahan. Inna maal usri yusron. Amin.

*) penulis adalah Direktur PT Bakkah Travel Umrah dan Ketua Forum Komunikasi PPIU dab PIHK Jatim.