Umrah akan Dibuka Lagi, Tapi Ini Risikonya

0
SENYUM: Syam Resfiadi, Ketua Umum Sapuhi (kanan) dan A. Bajuri, Direktur PT Bakkah Travel.

SURABAYA, KADENEWS.COM: Kemungkinan ibadah umrah akan dibuka lagi pada Oktober 2020, namun risikonya sangat besar. Biaya umrah akan naik dan tidak ada jaminan keselamatan.

Demikian salah satu kesimpulan dari webinar tentang Persiapan Umrah 2020/ 1442 H yang diadakan oleh Sapuhi Jawa Timur (Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia) pada Jumat (10/7/2020) lewat aplikasi zoom.

ANTUSIAS: Webinar tentang Persiapan Umrah 2020/ 1442 H yang diadakan oleh Sapuhi Jawa Timur (Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia) pada Jumat (10/7/2020) lewat aplikasi zoom.

Syam Resfiadi, Ketua Umum Sapuhi menyatakan, bahwa kasus covid-19 di Arab Saudi terus meningkat, termasuk di Madinah dan Mekah. “Sehari ada 3000 kasus, mungkinkah ada jemaah yang berani berangkat umrah,” tanya Syam yang juga owner PT Patuna ini.

Selain itu, WHO merilis bahwa virus corona bukan saja menular lewat droplet seseorang, tapi virus itu mampu melayang dan hidup di udara selama 8 jam. “Bagaimana dengan keselamatan jemaah kita,” tegas Syam.

Oleh karena itu, katanya, masyarakat harus menahan diri untuk tidak berangkat umrah terlebih dahulu. “Risikonya masih besar, baik dalam hal kesehatan dan keselamatan jiwa,” katanya.

Ditanya tentang harga umrah di era new normal, Syam menyampaikan bahwa biaya umrah akan naik sekitar 15 sd 25% dari harga sebelumnya. “Hal ini karena adanya kenaikan pajak hotel dan protokol kesehatan di tanah air,” katanya.

Selain membahas tentang prospek umrah 1442, webinar yang diikuti puluhan travel dari Jawa Timur itu juga membahas tentang kesiapan muasasah dalam mengeluarkan visa umrah.

Provider visa dari PT Lintas mengatakan, bahwa pihaknya sedang menyiapkan kontrak dengan muasasah. “Kami sudah berkoordinasi dengan muasasah. Mereka sudah siap, tinggal menunggu pengumuman pemerintah Arab Saudi,” kata Adjie Mubarok, yang juga Wasekjen Sapuhi.

Mazlan Mansur dari PT Hikmah travel juga menyoroti belum adanya inisiatif pemerintah untuk mengatur protokol kesehatan bagi jemaah umrah. “Bagaimana kami bisa jual umrah, bila aturan protokol kesehatan untuk umrah belum dibuatkan,” tandasnya.

Ketua Sapuhi Jatim Ir Andono menyarankan para pelaku usaha travel untuk “wait and see”, agar tidak tergesa-gesa berjualan umrah, mengingat belum adanya kepastian dibukanya umrah kembali.

Webinar yang dipandu oleh A. Bajuri, Direktur PT Bakkah Travel itu disambut antusias oleh para peserta. Karena webinar ini adalah acara pertama pertemuan para pelaku usaha umrah sejak umrah dihentikan 27 Februari 2020 lalu.

Dalam catatan kesimpulan webinar, Bajuri menyatakan bahwa umrah tetap akan dibuka lagi, namun dengan protokol kesehatan yang ketat, biaya umrah naik dan membahayakan bagi keselamatan jiwa. Hal ini mengingat jemaah umrah mayoritas berusia di atas 50 tahun.

Selain itu, era new normal mengharuskan kantor travel haji umrah menyiapkan protokol kesehatan, mulai dari cuci tangan, sanitizer, proses pendaftaran, proses paspor, prosesi manasik, handling bandara, saat di pesawat dan saat melakukan ibadah. “Sungguh ini tidak mudah,” kata Bajuri yg juga pengurus Sapuhi Jatim.

Webinar ini rencananya akan diadakan rutin tiap minggu dengan topik yang berbeda-beda. “Alhamdulillah, webinar berjalan lancar dan mendapatkan respons positif dari sahabat2 travel. Insya Allah, akan kami gelar rutin,” ujar Bajuri penggagas acara. (bjr)