Jual 7 Ekor Sapi Hibah, Ketua Kelompok Peternak Kabur Jadi TKI

0
TINGGAL TIGA EKOR: Kandang sapi program penggemukan di Dusun Pangganglele, Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare.

MALANG-KADENEWS.COM: Sebanyak tujuh dari sepuluh ekor sapi program penggemukan hibah dari Kementerian Pertanian tahun 2017 milik kelompok peternak Makmur Sejati raib.

Diduga sapi jenis Brahman ini dijual oleh ketua kelompoknya Edi Subagio yang juga kepala Dusun Panggang Lele, Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.

PENGARAHAN: Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Nurcahyo (tiga dari kanan) saat pertemuan dengan kelompok peternak Makmur Jaya dan Manunggal Abadi. (Foto: istimewa)

Menurut anggota kelompok peternak Makmur Sejati, Yateman yang juga kepala Dusun Lotekol, tiga ekor sapi dititipkan di mertua salah satu anggota bernama Mujito. “Untuk mendapatkan 10 ekor sapi hibah, kelompok kami mengajukan proposal dan habisnya Rp 32 juta,” ungkap Yateman.

Namun dari penjelasan warga sekitar kandang sapi yang dibangun dari dana program penggemukan sapi ini sudah setahun kosong, tak ada sapinya.
“Yang tertinggal hanya kadang dan patoknya,” ujar salah satu warga.

Saat disidak oleh petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tiba-tiba di kandang tersebut terdapat tiga ekor sapi. “Lihat saja di sekitar kandang tak ada bekas kotoran sapi,” ujar warga sambil menunjuk kandang sapi yang dibangun di tanak milik Putnawan, anggota kelompok peternak yang juga adik Edi Subagio Itu.

PERLU DIBINA: Para anggota kelompok peternak yang hadir di pertemuan 23 September 2019 lalu.

Selain sapi raib, bantuan alat bio gas dan mesin pencacah rumput tak difungsikan sesuai tujuan program penggemukan sapi secara maksimal.

Buntut dari raibnya tujuh ekor sapi hibah murni sapi ini, anggota kelompok peternak Makmur sejati dipanggil ke kantor Dinas Peternakan Kabupaten Malang, 23 September 2019 lalu.

Selain itu, anggota kelompok peternak sapi perah Manunggal Abadi yang juga mendapat bantuan lewat program hibah ini juga dipanggil karena jumlah sapinya tetap 14 ekor dan belum berkembang.

Penempatan bantuan mesin pengolah susu juga bermasalah karena dibangun di tanah milik Ngadi, yang juga anggota kelompok tapi tanpa ada kesepakatan berupa perjanjian sewa.

Dalam pertemuan yang dipimpin Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malamg Nurcahyo, terungkap bila tujuh ekor sapi dijual oleh Edi Subagio.

Edi yang juga kepala Dusun Panggang Lele itu, kini kabur keluar negeri menjadi tenaka kerja Indonesia (TKI).

Karena itu, Nurcahyo meminta kepada anggota kelompok peternak Makmur Sejati untuk mencari informasi keberadaan Edi Subagio.

Sementara dari anggota kelompok peternak sapi perah Manunggal Abadi menjelaskan bila sapinya tak berkembang dari 14 ekor, karena ada dana yang dibelikan mobil pick up untuk operasional mengangkut susu.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Peternakan menyarankan agar jumlah sapi perah mereka harus bertambah jumlahnya sehingga anggota yang lain bisa ikut menikmati hasilnya.

Mengenai penempatan mesin pengolahan susu yang dibangunan berukuran 8 x 8 meter persegi itu, akhirnya disepakati dilakukan dengan sistem sewa dengan pemilik tanah. (sam)