Dollar AS Makin Terluka

0
EURO membuat luka USD (foto/ist)

Oleh : A Munief Azis *

~ Inilah kondisi terparah, pada mata uang paman Sam. Seakan mengikuti gerak langkah sang presiden, USD dalam beberapa bulan terakhir masih tertatih melawan mata uang utama. Pada Jumat pagi EUR/USD naik 0,06% menjadi $1,2075, sedikit di bawah level tertinggi kemarin di $1,2089 sementara EUR/GBP naik 0,02% menjadi £0,8905 setelah kemarin naik ke £0,8924.

~ Sejak sepekan, tekanan buyers seperti tak tertahankan lagi. Perlawanan seller, hampir, boleh dibilang sia-sia. Rally tajam euro pun menambah tekanan pada greenback. Inilah momentum paling spektakuler EURO melibas USD, dalam kurun 3 tahun ini. Dan memicu ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mempertimbangkan untuk mengekang kebijakan moneter longgarnya.

~ Terhadap mata uang utama lainnya, USD juga babak belur. GBP/USD pagi ini naik 0,07% menjadi $1,3557 namun tetap di bawah zona resistance $1,3600/13.
USD/JPY menguat 0,02% menjadi ¥112,75, sementara USD/CAD turun 0,02% menjadi C$1,2488 karena mendapat tekanan di tengah rally harga minyak.

~ Kondisi saat inilah, saya bisa merasakan, bahwa investasi pada forex, bukanlah hal mudah. Sehebat apapun seorang trader “mau” berfikir, bahwa votalitas memang tak bisa ditebak. Indikatornya, sangat kompleks. Bahkan bisa menyentuh wilayah kebijakan di suatu negara.

~ Misalnya, yang menimpa USD. Secara fundamental ekonomi, AS relatif bagus. Para pelaku pasar akan fokus pada laporan nonfarm payrolls (NFP) , yang diharapkan dapat menunjukkan penambahan pekerjaan sebesar 190.000, sebagai kelanjutannya pada estimasi bulan Desember.

~ Dengan mengacu pada dolar AS terlihat buruk, para pelaku pasar memperkirakan kenaikan lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan dan pertumbuhan upah sangat diperlukan untuk membalikkan kondisi yang dialami dolar AS.

~ Junichi Ishikawa, analis FX senior di IG Securities di Tokyo, mengatakan, “Ini adalah tema yang sama dari taun 2017 yang melukai dolar, yang merupakan kekhawatiran pada inflasi rendah, yang pada gilirannya telah membatasi imbal hasil Treasury.”
Ia menambahkan, “Euro, di sisi lain, sedang bergulir. Kita akan melihat angka zona euro HICP yang keluar hari ini dan jika itu terbukti kuat, itu bisa mengimbangi laporan pekerjaan AS yang layak dari perspektif dolar.”

~ Menafsirkan pakar trading Ishikawa ini, tidaklah mudah. Apalagi kemudian secara serampangan menentukan take profit. Setiap analisa hanyalah sebagai penunjuk arah, agar para trader tak tersesat semakin jauh.

~ Coba perhatikan, salah satu indikator ekonomi AS, bulan lalu, 2017 :
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal meningkat 5.000 menjadi 250.000 (data yang disesuaikan secara musiman) untuk minggu yang berakhir pada 30 Desember, meleset dari perkiraan untuk kenaikan, hanya sebanyak 3.000.

~ Data pembayaran gaji sektor swasta AS tumbuh sebesar 250.000 untuk bulan Desember, kenaikan tajam dari 185.000 pekerjaan di sektor swasta yang dicetak di bulan sebelumnya, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh ADP dan Moody’s Analytics. Angka tersebut mengalahkan perkiraan para ekonom sebesar 191.000.

~ Nah, berdasarkan data diatas ekonomi, AS tetap dalam posisi positif. Lantas kenapa USD jeblok ? Jika mengacu pada faktor liburan panjang, mungkin hanya berlaku untuk minggu pertama bulan Januari ini. Memang EURO menguat tajam, tetapi bukan dalam hitungan sepanjang tahun. Maka jawabannya, votalitas dalam trading memang tidak bisa diramal dengan tepat.

~ Agar aman dan tetap bisa mengendalikan trading, sebaiknya gunakan time frame 1 jam atau TF~H1. Pada TF ini, bisa digunakan tehnik scalping juga. Kemudian, yang terlanjur membuka posisi SELL, segera lakukan hedging (kunci). Harga tidak akan kemana-mana.

* Pembina Manajemen kadenews.com