Bawang Merah Picu Inflasi Jatim di Bulan April

0
HARRY SURJANA/"PR" Pilih Benih TIGA petani memilih bawang merah untuk dijadikan benih di Desa Barisan Kec. Losari Kab. Cirebon, Rabu (22/3). Bawang yang terpilih untuk dijadikan benih akan digantung hingga kering sebelum ditanam dan sisanya akan dijual dengan harga Rp 7.000,00 hingga Rp 8.000,00 perkilogram.*

SURABAYA – kadenews.com: Indeks Harga Konsumsi (IHK) atau inflasi di wilayah Jawa Timur pada bulan April 2018 mencapai 0,18 persen. Laju tersebut lebih tinggi dibandiing nasional yang mencapai 0,10 persen. Tingfginya inflasi tersebut dipicu oleh banyaknya harga berbagai komoditas pangan, utamanya bawang; merah dan daging ayam ras.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono mengatakan bahwa pada bulan April 2018 dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruh kelompok mengalami nflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok Sandang sebesar 0,30 persen, diikuti kelompok Bahan Makanan sebesar 0,24 persen dan kelompok Kesehatan 0,23 persen.

Sementara kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau mengalami inflasi 0,22 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,18 persen, dan kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,13 selanjutnya kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga sebesar 0,03 persen.

“Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di bulan April 2018 ialah bawang merah, daging ayam ras, dan bensin. Tingginya permintaan bawang merah yang tidak dapat diimbangi oleh kecukupan pasokan bawang merah dari beberapa daerah penghasil bawang merah menyebabkan harga bawang merah mengalami kenaikan hingga minggu terakhir bulan April,” terang Teguh di Surabaya, Rabu (2/5/2018).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa panen bawang merah yang tidak bersamaan diduga menjadi penyebab berkurangnya stok bawang merah dipasaran. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, setiap menjelang bulan Ramadhan komoditas daging ayam ras selalu mengalami kenaikan dan menjadi pendorong terjadinya inflasi.

Sementara itu kenaikan harga bahan bakar minyak non subsidi jenis pertalite pada bulan Maret 2018 dampaknya masih dirasakan sampai bulan April sehingga komoditas bensin masih menjadi komoditi yang ikut penyumbang terjadinya inflasi.

“Selain komoditas pendorong laju inflasi di atas, beberapa komoditas menjadi penghambat terjadinya inflasi di bulan April 2018 ini. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah beras, cabai rawit, dan bawang putih,” tambahnya.

Penurunan harga beras di pasar yang masih terjadi hingga bulan April ini turut mengambat terjadinya inflasi di bulan April ini. Sedangkan untuk komoditas cabai rawit saat ini stok di pasar sangat banyak dan jumlah permintaan tidak terlalu belum mengalami perubahan menyebabkan harganya cenderung menaglami penurunan.

“Untuk komoditas bawang putih yang sempat mengalami kenaikan pada bulan sebelumnya telah berangsur-angsur turun ke harga normal akibat pasokan bawang putih yang kembali normal,’ ujarnya.

Adapun laju inflasi tahun kalender Jawa Timur di bulan April 2018 mencapai 1,01 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2018 terhadap April 2017) mencapai 3,05 persen. (dit)